Panda Raksasa Tak Lagi Jadi Satwa Terancam Punah di Alam Liar
Penulis : Tim Betahita
Konservasi
Minggu, 11 Juli 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Panda raksasa bukan lagi hewan terancam punah di alam liar. Setelah bertahun-tahun melakukan upaya konservasi, pemerintah China kini menggolongkan panda raksasa sebagai hewan rentan, bukan lagi terancam punah seperti sebelumnya. Kini Panda hidup dengan populasi di luar penangkaran mencapai 1.800.
Kepala Departemen Konservasi Alam dan Ekologi Kementerian Lingkungan China, Cui Shuhong, mengatakan reklasifikasi adalah hasil dari kondisi kehidupan yang lebih baik dan upaya China dalam menjaga habitat panda tetap terintegrasi.
Menurut Cui, pengumuman itu mencerminkan upaya nasional China untuk berkomitmen melestarikan keanekaragaman hayati dalam beberapa tahun terakhir. Pihak berwenang telah bekerja untuk memperluas habitat panda raksasa dan menanami kembali hutan bambu untuk memberi makan mereka.
“Jumlah harimau Siberia, macan tutul amur, gajah Asia, dan ibis jambul juga meningka, sebagai hasil dari upaya konservasi yang berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Cui mengatakan pada konferensi pers akhir pekan ini menurut pemberitaan Guardian yang dikutip Kompas.
Keputusan dari otoritas konservasi China sendiri datang lima tahun setelah International Union for Conservation of Nature (IUCN) menghapus panda raksasa dari daftar spesies yang terancam punah dan mengklasifikasikannya sebagai rentan.
Banyak ahli di China membantah keputusan tersebut pada saat itu. Mereka beralasan bahwa pernyataan itu menyesatkan dan akan menyebabkan kepuasan (yang terlalu dini) di China. Terlebih, panda raksasa itu dianggap sebagai “harta nasional China.” Sejak 1950-an, hewan-hewan ini telah digunakan sebagai bagian dari diplomasi internasional Beijing.
Pengumuman minggu ini disambut dengan gembira di media sosial. Tagar terkait di Weibo telah dibaca hampir 10 juta kali. “Indah, berita bagus,” kata salah satu unggahan.
Sementara netizen yang lain mendesak para konservasionis China untuk melanjutkan pekerjaan mereka. “Ini memang awal yang baik, tetapi masih ada ancaman bagi spesies ini. Jangan santai.”
Pengamat mengatakan masalah konservasi juga terkait dengan diplomasi Beijing dalam beberapa bulan terakhir.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, pada Kamis lalu mengatakan “konsep bahwa pegunungan yang rimbun dan air yang jernih sebanding dengan emas dan perak telah mengakar di kalangan masyarakat di China.
“Kami siap bekerja sama dengan semua pihak untuk memperkuat kerja sama internasional dalam pelestarian ekologi dan pengelolaan lingkungan untuk bersama-sama,” katanya.
Panda, bagaimanapun, masih menghadapi ancaman jangka panjang. IUCN mengatakan perubahan iklim dapat menghancurkan lebih dari 35 persen habitat bambu mereka dalam 80 tahun ke depan.