Banjir Eropa: 188 Jiwa Tewas, Ribuan Hilang, dan Kerusakan Parah
Penulis : Tim Betahita
Perubahan Iklim
Senin, 19 Juli 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Banjir yang melanda daratan Eropa Barat minggu lalu sangat mematikan. Negara terdampak termasuk Jerman, Belgia, dan Belanda, dengan kerusakan parah dan korban jiwa yang terus bertambah.
Hingga Minggu, 18 Juli 2021, 183 diumumkan meninggal di Jerman Barat dan Belgia. Jerman Barat memiliki jumlah korban tertinggi sebanyak 157 orang. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah.
Kota kecil Hallein di Salzburg, Austria, yang berbatasan dengan Jerman, juga mengalami bencana yang sama. Dari pantauan Betahita di media sosial, penghuni beberapa bangunan telah dievakuasi.
Banjir bandang di sebagian wilayah Eropa ini terjadi pada Rabu lalu, 13 Juli 2021. Curah hujan yang tinggi selama dua hari menyebabkan tanggul dan sungai meluap.
Wilayah paling parah melanda negara bagian Jerman Rhineland Palatinate, North Rhine-Westphalia, dan sebagian Belgia. Seluruh kegiatan komunitas terhenti. Jaringan listrik dan telekomunikasi putus.
Setidaknya 46 meninggal di North Rhine-Westphalia. Sementara itu banjir di Belgia telah mengklaim 31 jiwa per Minggu, 18 Juli 2021.
Jerman
Hingga saat ini banjir bandang telah mengklaim 157 jiwa di Jerman. Wilayah terdampak paling parah adalah Jerman Barat.
Di Distrik Ahrweiler, Jerman Barat, pejabat lokal mengatakan 1.300 orang masih hilang.
Bantuan dan evakuasi telah dimulai. Namun, tragedi itu berlanjut pada Minggu ketika distrik Bavaria, ibukota provinsi Munich yang terletak di selatan Jerman, dilanda bencana yang sama. Satu meninggal dalam insiden tersebut.
Jalan menjadi sungai, dan banyak kendaraan terseret air. Sementara itu petak-petak tanah terkubur di bawah lumpur yang tebal di Berchesgadener Land. Ratusan pekerja rescue mencari penyintas di distrik tersebut, yang berbatasan dengan Austria.
“Kami tidak siap dengan kejadian ini,” kata kepala distrik Berchtesgadener Land, Bernhard Kern, mengutip Reuters, Senin, 19 Juli 2021. Menurut Kern, situasi semakin buruk pada Sabtu, dan sedikit tindakan darurat yang bisa dilakukan.
Distrik Ahrweiler di selatan Cologne mengalami dampak paling parah. Menurut otoritas setempat, jumlah korban akan terus bertambah seiring dengan menurunnya permukaan air.
Di Erftstadt-Blessem, parahnya banjir menyebabkan longsor.
Belgia
Pemerintah Belgia mengumumkan hari berkabung nasional pada Selasa, 20 Juli 2021. Banjir bandang di negara tersebut telah mengklaim puluhan nyawa dan 163 masih dalam pencarian.
Pusat krisis mengatakan level air menurun bertahap dan operasi pembersihan akan segera dilakukan. Di Pepinster, belasan gedung kolaps, dan anggota militer telah dikirim ke sana untuk melakukan pencarian korban.
Sekitar 37.000 rumah tangga kehilangan akses listrik. Otoritas lokal mengatakan pasokan air bersih juga menjadi perhatian utama.
Belanda
Sementara itu di Belanda, pemerintah lokal mengevakuasi puluhan ribu jiwa di Provinsi Limburg bagian selatan. Kabar termutakhir, situasi telah mulai mereda. Namun, bagian utara provinsi tersebut masih dalam siaga tinggi.
“Di utara mereka sedang memantau tanggul dan apakah mereka akan bertahan,” kata Jos Teeuwen dari otoritas perairan regional pada konferensi pers, Minggu, 18 Juli 2021.
Sejauh ini Belanda hanya mengumumkan kerusakan bangunan, tanpa korban jiwa.
Siaga tinggi
Di Hallein, Austria, yang berbatasan dengan Salzburg, Jerman, banjir bandang terjadi pada Sabtu malam, 17 Juli 2021 di pusat kota. Sungai Kothbach meluap. Tidak ada korban yang dilaporkan dalam insiden tersebut.
Wilayah lain di Salzburg dan provinsi sekitarnya juga tetap waspada, dengan hujan yang terus turun hingga Minggu. Provinsi Tyrol Barat, Austria, melaporkan tingkat air di beberapa daerah berada pada titik tertinggi selama 30 tahun terakhir.
Beberapa bagian Swiss juga waspada banjir, meskipun ancaman yang ditimbulkan oleh beberapa badan air paling berisiki seperti Danau Lucerne dan Sungai Aare di Bern telah mereda.
Krisis iklim
Selama bertahun-tahun, ilmuwan telah memperingatkan bahwa krisis iklim akibat aktivitas manusia dapat menyebabkan perubahan curah hujan menjadi sangat tinggi, seperti yang terjadi di Eropa satu minggu terakhir.
Namun, hubungan krisis iklim dengan curah hujan tinggi di benua Eropa masih memerlukan penelitian selama beberapa minggu ke depan.