Kapal Kargo Tabrak Karang di Teluk Doreri Papua Barat
Penulis : Tim Betahita
Konservasi
Selasa, 10 Agustus 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Salah satu komunitas selam yang ada di Manokwari, Papua Barat, Ketapang Dive, melaporkan Kapal Kargo Indimurmatalia07 ke kepolisian.
Kapal yang bermuatan semen tujuan Mimika, Papua itu dituding telah menyebabkan kerusakan terumbu karang di laut Teluk Doreri, Manokwari.
Menurut Alexander Sitanala, Ketua Ketapang Dive Community, dari hasil penyelidikan personel Ketapang Dive Community, ditemukan kerusakan habitat terumbu karang akibat aktivitas kapal. Laporan ini dilengkapi foto-foto bawah laut yang memastikan telah terjadinya kerusakan terumbu karang.
Alexander mengatakan dari video dan foto bawah air yang dikirimkan ke papuabarat.kabardaerah.com, tampak aneka jenis terumbu karang hidup yang ditimpa sisi badan kapal dan juga sauh.
Hal itu sangat disesalkan sebab area penyelaman yang tertimpa badan kapal itu merupakan spot selam yang sudah dikenal sampai ke mancanegara dengan sebutan Spot Karmaupa, di Teluk Doreri, Manokwari.
Alex mendesak pihak perusahaan pemilik kapal ini untuk bertanggung jawab. Pengurus Ketapang Dive Community telah menemui salah satu perwira kapal kargo itu dan mendengarkan penjelasan soal adanya cuaca buruk di Sabtu malam itu yang menyebabkan olah gerak kapal tidak terkontrol.
Saat ini, Indimurmatalia07 masih berlabuh di lokasi kejadian, sembari menunggu penyelidikan dan penyidikan oleh Polairud Polres Manokwari.
Kerusakan terumbu karang akibat aktivitas Kapal Kargo Indimurmatalia07 di Teluk Doreri, Manowari Papua Barat.
Wajah Kerusakan Terumbu Karang di Indonesia
Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mengatakan, kondisi terumbu karang Indonesia terus mengalami tekanan akibat. Kegiatan destruktif penangkapan ikan yang destruktif dan perubahan iklim adalah faktor terbesar yang mempengaruhinya. Hal itu diperoleh dari hasil monitoring yang dilakukan DFW Indonesia awal 2020.
“Kondisi terumbu karang Indonesia mengkhawatirkan, karena kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan masih marak terjadi,” kata Koordinator Nasional DFW Moh Abdi Suhufan.
Menurut hasil pemantauan, perairan konservasi di wilayah timur banyak menjadi korban. Di antaranya, Laut Sawu Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional Takabonerate Selayar, perairan Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan, perairan Maluku serta di perairan Sulawesi Tenggara.
“Pada perairan Buton Utara di Sulawesi Tenggara, dalam tiga bulan ini terjadi 10 kali kejadian pengeboman ikan yang dilaporkan oleh masyarakat” tukas Abdi.
Abdi menambahkan, hingga saat ini belum ada sistem terpadu dari tingkat desa sampai pusat terkait pelaporan dan penegakan hukum terhadap pelaku destructive fishing. Akibatnya, pelaku leluasa bertindak. Padahal, menurut data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, kondisi terumbu karang Indonesia saat ini hanya tinggal 6,56 % yang ada dalam kondisi baik.