Sebuah Virus Baru Jangkiti Lumba-Lumba Hawaii
Penulis : Tim Betahita
Satwa
Senin, 16 Agustus 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Sekelompok ahli berhasil mendeteksi virus yang menjangkiti lumba-lumba Fraser di Hawaii. Para ilmuwan khawatir virus yang tidak pernah terdeteksi sebelumnya itu dapat menyebar ke hewan mamalia laut di seluruh dunia.
Penelitian dimulai 2018 dimuat pada jurnal Nature Scientific Reports, setelah lumba-lumba Fraser yang biasa menghuni perairan tropis ditemukan mati di lepas pantai Maui di Hawaii.
Saat ditemukan tubuh mamalia dengan nama latin Lagenodelphis hosei itu dalam kondisi cukup baik, tetapi organ dan selnya menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Analisis genetik dari kultur sel mengungkapkan penyebabnya.
Sebuah nekropsi mengungkapkan bahwa lumba-lumba memiliki jenis morbillivirus cetacea yang sebelumnya tidak teridentifikasi. Jenis virus ini belum pernah terlihat pada lumba-lumba Fraser.
"Ini juga penting bagi kami di sini di Hawaii karena kami memiliki banyak spesies lumba-lumba dan paus lainnya-sekitar 20 spesies yang menyebut Hawaii sebagai rumah yang mungkin juga rentan terhadap wabah virus ini," kata Kristi West, peneliti di Institut Biologi Kelautan Hawaii dikutip dari Gizmodo.
Para ahli benar-benar khawatir jenis virus itu bisa menyebabkan wabah mematikan di antara mamalia laut.
Dua insiden sebelumnya yang melibatkan jenis virus morbili mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi di antara lumba-lumba di lepas pantai Brasil dan pantai barat Australia.
Di Brasil, lebih dari 200 lumba-lumba Guyana diyakini telah mati karena penyakit tersebut dari November hingga Desember 2017.
Dr. West mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan spesies yang terancam punah, seperti paus Pembunuh Palsu, yang populasinya hanya tersisa 200 ekor.
Diberitakan, lumba-lumba Fraser sangat suka bersosialisasi dan ramah, dan mereka dikenal bergaul dengan lumba-lumba dan paus lainnya. Oleh karena itu, lumba-lumba Fraser dapat membawa patogen yang sangat menular ini ke bagian lain dunia. Ahli meminta pengelola satwa liar laut dan konservasionis untuk waspada.
Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji tingkat kekebalan lumba-lumba dan paus. Langkah itu diperlukan guna menentukan tingkat infeksi sebelum dinyatakan sebagai wabah.
Pusat Diagnosis Penyakit, UH Health and Strand Lab, menganalisis hanya kurang dari lima persen lumba-lumba dan paus yang mati di Hawaii karena virus morbillivirus cetacea.
Kendati demikian tim tersebut meminta siapapun untuk melaporkan penampakan mamalia laut yang mati dan menderita ke Marine Wildlife Hotline National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).