Manusia Sebabkan Seperlima Spesies Burung Punah
Penulis : Tim Betahita
Satwa
Jumat, 20 Agustus 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Sebuah studi dari Tel Aviv University dan Weizmann Institute mengungkapkan bahwa selama 20 ribu hingga 50 ribu tahun terakhir, burung telah mengalami peristiwa kepunahan massal yang utamanya disebabkan oleh manusia.
Menurut studi itu manusia menyebabkan sekitar 10 hingga 20 persen dari semua spesies burung hilang. Sebagian besar spesies yang punah memiliki beberapa ciri, di antaranya berukuran besar, hidup di pulau-pulau, dan banyak dari mereka yang tidak bisa terbang.
Penyebab utama kepunahan spesies burung oleh manusia saat ini adalah perburuan, yang menjadi perusakan habitat alami burung. Tapi para peneliti berharap temuan mereka akan menjadi sinyal peringatan mengenai spesies burung yang saat ini terancam punah.
Studi ini dipimpin oleh Shai Meiri, seorang profesor asal School of Zoology di The George S. Wise Faculty of Life Sciences dan Steinhardt Museum of Natural History di Tel Aviv University, dan Amir Fromm dari Weizmann Institute of Science. Makalah ini lantas diterbitkan dalam Journal of Biogeography.
Meiri mengatakan ia melakukan tinjauan literatur ilmiah komprehensif, dan untuk pertama kalinya mengumpulkan data kuantitatif tentang jumlah dan ciri-ciri spesies burung punah di seluruh dunia.
Menurut dia, spesies burung yang punah dalam 300 tahun terakhir ini relatif terkenal, sementara spesies sebelumnya diketahui dari sisa-sisa pada situs arkeologi dan paleontologi di seluruh dunia.
"Secara keseluruhan kami dapat membuat daftar 469 spesies burung yang punah selama 50.000 tahun terakhir, tetapi kami percaya bahwa jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi," kata Meiri mengutip Phys.
Para peneliti ini percaya kepunahan besar-besaran terutama disebabkan oleh manusia yang berburu burung untuk dimakan, atau oleh burung yang mendiami pulau dan kemudian manusia memakan burung atau telurnya.
Target Buruan
Mengutip ZME Science, sekitar 90 persen spesies burung tinggal di pulau. Ketika manusia tiba di pulau itu, burung-burung diburu, atau menjadi korban hewan lain yang diperkenalkan oleh manusia, seperti babi, tikus, monyet, dan kucing.
Sebagian besar spesies burung punah ini berukuran besar, bahkan massa tubuh spesies yang punah ini ditemukan hingga 10 kali lebih besar dari spesies yang masih hidup.
Burung yang lebih besar menyediakan makanan dalam jumlah besar bagi manusia, sehingga mereka menjadi target pilihan para pemburu.
Studi sebelumnya telah menemukan fenomena serupa di antara mamalia dan reptil, terutama kadal dan kura-kura yang hidup di pulau-pulau. Yang lebih besar pasti akan jadi buruan manusia dan punah.
Dikatakan juga sebagian besar spesies burung yang punah tidak dapat terbang, dan sering kali tidak dapat melarikan diri dari pemburunya. Salah satu contoh adalah burung moa di Selandia Baru. 11 spesies Moa punah dalam 300 ratus tahun karena perburuan oleh manusia.
"Studi kami menunjukkan bahwa sebelum peristiwa kepunahan besar ribuan tahun yang lalu, lebih banyak burung besar, bahkan raksasa, serta tidak bisa terbang hidup di dunia kita, dan keanekaragaman burung yang hidup di pulau-pulau jauh lebih besar daripada hari ini," ungkapnya.