Papua: Jokowi Bidik Sungai Memberamo jadi Target Prioritas Proyek

Penulis : Tim Betahita

Energi

Selasa, 23 November 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Presiden Jokowi meminta agar proyek dua Energi Baru dan Terbarukan menjadi prioritas. Dua proyek EBT tersebut yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan dengan potensi 13.000 Mega Watt (MW) di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dan PLTA Mamberamo di Kabupaten Sarmi, Papua dengan potensi 24.000 MW.

Jokowi mengatakan, PLTA ini menjadi prioritas karena Indonesia memiliki 4.400 sungai.

"Investasi EBT kan besar sekali. Kita coba dua dulu, Sungai Kayan dan Sungai Mamberamo. Sungai Kayan 13.000 MW, Mamberamo 24.000 MW. Carikan investor, kalau sudah masuk, jangan ke grid (jaringan) PLN, bikin grid sendiri, siapkan industri, ada gak yang mau masuk, sehingga bulan depan akan groundbreaking green industrial park di Kalimantan Utara," ungkapnya saat membuka The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021 di Istana Negara, satu kompleks dengan Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/11)

Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar pengembangan energi baru terbarukan (EBT) tidak membebankan negara maupun masyarakat.
Oleh karena itu, dia pun meminta agar pengembangan EBT harus benar-benar terencana dan dipastikan tersedia pendanaannya, serta jangan sampai membebankan negara berupa kenaikan subsidi dan membebankan masyarakat berupa kenaikan tarif listrik.

Presiden Jokowi meninjau karhutla di Kelurahan Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalsel, Juli 2019. (Setpres)

Pernah Dipastikan Disuntik Investasi Tiongkok

Dari riset pemberitaan, betahita menemukan bahwa proyek PLTA yang dimaksud oleh Presiden jokowi bukan proyek baru. Pada 2015, lama berita beritasatu memberitakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang akan dibangun perusahaan Haenergy Holding Company asal Tiongkok di Kabupaten Memberamo, Provinsi Papua, berpotensi menghasilkan energi listrik sebesar 10.000 mega watt (MW).

"Jika pembangunan PLTA Mamberamo Raya ini terwujud maka akan menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.800 hingga 10.000 Mega Watt dengan estimasi pendapatan senilai Rp 100 miliar hingga Rp 200 miliar per tahun," kata Bupati Memberamo Raya Demianus Kyuew Kyeuw, dalam pertemuan kawasan dan musyawarah percepatan pembangunan Tabi di Kabupaten Sarmi, Papua, Rabu (18/3).

Menurut dia, pembangunan PLTA Mamberamo Raya di Sungai Mamberamo sudah didorong sejak 2012 lalu, yang diawali dengan penelitian, kemudian pada 2014 dibuat draf MoU dengan perusahaan asal Tiongkok Haenergy Holding Company.

"Dalam draf itu, banyak manfaat yang akan didapatkan oleh masyarakat, khususnya warga se-wilayah Tabi, karena perusahaan asal Tiongkok itu telah menyepakati sejumlah hal, di antaranya untuk pembangunan infrastruktur dasar kesehatan, pendidikan, dan peningkatan ekonomi kerakyatan," katanya.

Selain itu, kata Kyuew Kyuew, perusahaan asal Tiongkok tersebut telah berkomitmen untuk alih teknologi dalam perawatan dan pengelolaan PLTA Mamberamo Raya dengan menyekolah anak-anak Tabi ke luar negri.

"Anak-anak Membaramo atau di wilayah Tabi akan disekolahkan ke Tiongkok, guna belajar teknologi tersebut," katanya.