Kembalinya Burung Surga ke Habitatnya
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Biodiversitas
Rabu, 22 Desember 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, melepasliarkan empat ekor aves dari dua jenis yaitu cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor), terdiri dari satu ekor betina dan dua ekor jantan, serta satu ekor aves jantan jenis toowa cemerlang (Ptiloris magnificus). Kegiatan pelepasliaran dilaksanakan di Hutan Nyei Toro, Pasir VI, Distrik Ravenirara, Kabupaten Jayapura, pada Sabtu (18/12/2021) kemarin.
Cenderawasih kuning kecil sendiri memiliki keunikan tersendiri, yakni perbedaan bentuk yang signifikan antara betina dan jantan. Betina cenderung sederhana, tetapi anggun dengan warna bulu dominan cokelat cemerlang. Sementara jantan berpenampilan elok, dengan bulu-bulu yang megah menjurai berwarna kuning seperti yang sering kita lihat pada foto, miniatur, atau ornamen-ornamen berseni.
Sedangkan toowa cemerlang, secara fisik burung ini tampil dengan warna bulu ungu berkilau di dada bagian atas, sementara dada bagian bawah berwarna perunggu. Kedua jenis satwa ini termasuk dilindungi oleh undang-undang.
Empat ekor satwa tersebut berasal dari penyerahan masyarakat melalui komunitas Animal Lovers Jayapura dan Rumah Bakau. Pihak komunitas kemudian menyerahkannya kepada BBKSDA Papua pada 12 Oktober 2021.
Sebelumnya, empat ekor satwa tersebut telah menjalani masa habituasi selama sekitar dua bulan di Kandang Transit Buper Waena. Dokter Hewan dari BBKSDA Papua, Widya Bharanita Darmanto menyatakan, empat ekor satwa telah menjalani pemeriksaan PCR bebas flu burung oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura. Widya menerangkan bahwa semua satwa dalam kondisi sehat secara fisik, dan sudah memiliki sifat liar, sehingga sudah siap kembali ke alam.
Pada kesempatan ini, mewakili Komunitas Animal Lovers Jayapura, Rian Chandra menyatakan rasa syukur dapat berpartisipasi dalam menjaga satwa liar yang dilindungi undang-undang.
“Senang juga, karena masyarakat mulai punya kesadaran menyerahkan cenderawasih dalam keadaan hidup kepada pihak berwenang agar dapat dilepasliarkan. Semoga ke depan semakin banyak masyarakat yang memiliki kesadaran serupa, turut menjaga satwa liar endemik Papua supaya semuanya aman di habitat alaminya,” ungkap Chandra.
Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring memberikan apresiasi kepada masyarakat dan pihak komunitas yang telah mengambil bagian dalam melakukan pengawasan peredaran satwa liar endemik Papua.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam melakukan pengendalian dan pengawasan peredaran tumbuhan dan satwa liar endemik Papua. Sinergitas seperti ini perlu terus dilakukan dan ditingkatkan. Ke depan, tentu kami berharap tidak ada lagi tindak ilegal terhadap satwa liar endemik Papua,” kata Edward.
Mengakhiri pernyataannya, Edward kembali mengingatkan seluruh pihak tentang kewajiban melindungi satwa liar endemik Papua sebelum menjadi kenangan.
"Kita jaga alam, alam jaga kita," tutup Edward.