Studi: Mikroplastik Ditemukan di Udara Pegunungan

Penulis : Tim Betahita

Lingkungan

Rabu, 05 Januari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Studi terbaru mengungkap mikroplastik terdapat di troposfer – yang merupakan lapisan atmosfer terendah Bumi. Pada ketinggian ini, biasanya dicapai pegunungan, kecepatan angin memungkinkan mikroplastik mencapai jarak yang sangat jauh.  

Mikroplastik merupakan fragmen kecil berukuran kurang dari 5 milimeter. Polusi ini berasal dari kemasan, pakaian, kendaraan, dan sumber lainnya. Sejauh ini mikroplastik telah dideteksi di darat, air, maupun udara.

Berbagai studi sebelumnya menyebutkan bahwa mikroplastik kini berada di mana-mana, mulai dari lanskap tertinggi Gunung Everest hingga Palung Mariana, yang merupakan palung terdalam di Bumi.  

Ilmuwan dari lembaga penelitian Prancis, French national Centre for Scientific Research (CNRS), mengambil sampel udara dari ketinggian 2.877 meter di atas permukaan laut di Pic du Midi Observatory di Pirenia. Selama ini pegunungan ini diklaim sebagai stasiun bersih. 

Kera liar di Singapura bermain sampah plastik, Agustus 2020 (Facebook/Raffles' Banded Langurs)

Ilmuwan menguji 10,000 meter kubik udara setiap minggu pada periode antara Juni dan Oktober 2017. Hasilnya mereka menemukan semua sampel terkontaminasi mikroplastik.

Menggunakan data cuaca, para ilmuwan menghitung lintasan massa udara yang berbeda dari sampel sebelumnya dan menemukan sumbernya berasal dari tempat jauh seperti Afrika Utara dan Amerika Utara.

Penulis utama laporan tersebut, Steve Allen dari Dalhouise University di Kanada, mengatakan bahwa perjalanan jarak jauh partikel plastik dapat terjadi karena kemampuannya mencapai ketinggian seperti pegunungan.

“Ketika mencapai troposfer, mikroplastik dapat bergerak dengan sangat cepat,” kata Allen dikutip oleh AFP.

Penelitian tersebut juga menggarisbawahi mengenai asal mikroplastik yang ada di Laut Mediterania dan Lautan Atlantik. “Asal-usul partikel plastik di lautan merupakan yang paling menarik,” kata Allen.

“Plastik yang bergerak meninggalkan lautan dan mencapai udara di ketinggian yang tinggi, ini menunjukkan tidak ada akhir bagi mikroplastik ini. Dia terus bergerak dalam siklus yang tidak berakhir.”

Jumlah mikroplastik yang ditemukan di Pic du Midi disebut tidak memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan manusia. Namun penulis lainnya, Deonie Allen, mengatakan bahwa partikel itu cukup kecil sehingga dapat dihirup manusia.

“Temuan ini mempertanyakan hubungan manusia dengan plastik,” kata Allen.

Menurut Allen, plastik maupun mikroplastik merupakan masalah global. Dia menambahkan bahwa strategi negara kaya yang membuang sampah ke luar negeri merupakan cara yang salah.

“Semua akan kembali kepada kita,” katanya.