Delapan Juta Pohon Tumbang Akibat Badai Musim Dingin di Inggris

Penulis : Tim Betahita

Perubahan Iklim

Kamis, 17 Februari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Lebih dari delapan juta pohon tumbang atau rusak akibat badai musim dingin di Inggris. Kerusakan tersebut disebabkan oleh badai Arwen, yang melanda negara tersebut pada November 2021.

Badai Arwen melumpuhkan banyak pohon termasuk ek kuno dan yew yang sangat kokoh di Danau Windermere dan Great Knott Wood. Untuk sementara, public tidak diperbolehkan memasuki wilayah tersebut karena bahaya dari tumpukan pohon besar yang berserakan.

Sementara itu, berbagai media Inggris melaporkan bahwa dua fenoma alam serupa akan kembali menerjang wilayah Inggris. Dua badai lain itu, bernama Dudley dan Eunice, diperkirakan akan menambah skala kerusakan.  

Perubahan iklim telah menyebabkan anomali cuaca di Inggris. Menurut Kelvin Archer, pengelola wilayah hutan di perbatasan Skotlandia, perubahan iklim telah memperluas jangkauan badai. Badai yang biasanya hanya terlihat di timur laut Skotlandia kini menghantam Northumberland dan Cumbria.

Seorang petugas kehutanan memeriksa pohon yang tumbang setelah badai Arwen menerjang Inggris, November 2021 lalu. Foto: BBC.com

“Saat ini kita menyaksikan kerusakan pohon dan hutan yang telah ada di sini selama beberapa generasi ,” kata Archer, dikutip BBC.com, Rabu, 16 Februari 2022.

Badai Arwen pada November 2021 telah menghancurkan sekitar 4.000 hektare hutan. Otoritas lokal memperkirakan sekitar delapan juta pohon ikut tumbang atau rusak.

Setelahnya, badai Malik dan Corrie melanda wilayah Inggris, menambah estimasi kerusakan seluas 7.000 hektare atau setara dengan 10.000 lapangan sepak bola.

Dough Howieson, kepala Pelaksanaa Operasi untuk Kehutanan Skotlandia, mengatakan jumlah badai musim dingin kali ini “belum pernah terjadi sebelumnya.” Dia memperingatkan bahwa angin telah “membuat lubang” di hutan, dan badai Dudley, yang diperkirakan akan menerjang minggu ini dapat memperburuk kondisi hutan.

“Sangat penting bagi kita untuk menanam di tempat dan waktu yang tepat saat ini, untuk membentuk ketahanan hutan masa depan kita terhadap perubahan iklim.”