Macan Tutul di Pakistan Dirajam Sampai Mati
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Biodiversitas
Jumat, 18 Februari 2022
Editor :
BETAHITA.ID - Seekor macan tutul (Panthera pardus) telah dirajam sampai mati oleh segerombolan--sekitar 200 orang--penduduk desa yang marah di Azad Kashmir, Pakistan.
Ketua Dewan Pengelolaan Margasatwa Islamabad, Rina S Khan mengatakan, penduduk desa "mengerjai" macan tutul setelah terlihat berada di dekat Desa Hattian Bala pada 8 Februari 2022 pagi.
Saluran televisi Pakistan Geo News menyebut, orang-orang mulai berteriak ketika macan tutul itu terlihat berkeliaran di sekitar desa. Penduduk setempat memojokkan macan tutul, yang kemudian menyerang dua orang hingga menyebabkan luka ringan. Massa kemudian mulai melemparkan batu ke hewan itu, menyebabkannya mati karena pendarahan yang berlebihan.
Video dan gambar menyedihkan yang menunjukkan hewan diserang telah dibagikan secara online. Satu gambar menunjukkan macan tutul mati dengan tali di lehernya.
Departemen Margasatwa & Perikanan Azad Kashmir dipanggil pada pukul 7 pagi waktu setempat, ketika macan tutul itu pertama kali terlihat. Namun, pada saat mereka tiba pada jam 9 pagi, macan tutul itu sudah mati.
Khan mengatakan kepada Newsweek, itu adalah macan tutul kedua yang terbunuh di Azad Kashmir hanya dalam enam minggu. Dalam sebuah Tweet, Khan mengatakan, massa telah "berniat" untuk membunuh macan tutul, meskipun polisi sedang dalam perjalanan.
"Jika Anda menyudutkan hewan liar, tentu saja itu akan menyerang Anda! Mengapa mereka tidak menunggu petugas satwa liar dan membiarkan mereka melakukan pekerjaan mereka?" tulis Khan dalam Twitternya.
Heartbreaking news: yet ANOTHER common leopard killed today in Azad Kashmir by villagers. A mob of 200 attacked leopard who came near village & killed animal mercilessly. AJK wildlife was not informed in time. The culprits MUST be punished. unacceptable! @WildlifeBoard pic.twitter.com/aH1FKAM9uq — Rina S Khan Satti (@rinasaeed) February 8, 2022
Macan tutul terancam punah. Mereka tinggal di Afrika sub-Sahara, timur laut Afrika, Asia Tengah, India, dan Cina. Namun sebagian besar populasi mereka terancam, terutama di luar Afrika. Di Pakistan, mereka terutama ditemukan di dataran tinggi Balochistan dan Sindh, dan hutan pegunungan Punjab, dan Azad Kashmir.
Tara Pirie, seorang peneliti pascadoktoral yang mengkhususkan diri pada kucing besar di University of Surrey di Inggris mengatakan kepada Newsweek, bahwa insiden ini cenderung melibatkan macan tutul yang terluka, tidak sehat atau kurang gizi, yang berarti mereka lebih mungkin untuk menyerang.
Dia mengatakan, macan tutul mungkin kurang bisa melarikan diri dari situasi dengan mudah dibandingkan jika dia sehat, jadi dia menyerang untuk membela diri.
“Sayangnya karena semakin meningkatnya perambahan manusia di kantong habitat alami yang semakin berkurang, konflik seperti ini akan terus terjadi karena semakin sedikit ruang dan makanan untuk macan tutul dan karnivora lainnya,” katanya. "Ini memaksa mereka untuk mencari alternatif yang membawa mereka ke dalam konflik dengan manusia."
Kejadian seperti ini tidak jarang terjadi. Macan tutul lebih sering berkeliaran di desa-desa karena habitatnya telah dihancurkan untuk memberi ruang bagi rumah.
Luke Hunter, Direktur Eksekutif Program Kucing Besar di Wildlife Conservation Society mengatakan kepada Newsweek, dibandingkan dengan kebanyakan kucing besar, macan tutul "sangat toleran" terhadap aktivitas manusia dan berusaha keras untuk menghindari konflik.
“Tetapi ternak yang berkeliaran bebas rentan terhadap karnivora liar, dan orang-orang berhak merasa sedih ketika macan tutul membunuh mata pencaharian mereka. Konflik, dan macan tutul yang mati, seringkali merupakan hasil yang menyedihkan,” katanya.
Pada 2020, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengumumkan rencana untuk lebih melindungi satwa liar negara itu. Namun perburuan macan tutul terus berlanjut. Orang biasanya menyerang macan tutul baik untuk menjual bulunya, atau melindungi ternak.
Di samping gambar dan video serangan di Twitter, Rina S mengatakan, itu tidak dapat diterima dan meminta para pelaku untuk dimintai pertanggungjawaban. Dia mengatakan, hampir tidak akan ada macan tutul yang tersisa di Pakistan pada tingkat ini.
"Sekelompok 200 orang menyerang macan tutul yang mendekati desa & membunuh hewan tanpa ampun. Pelakunya harus dihukum," tulisnya.
Jasad macan tutul itu telah dikirim untuk diautopsi ke Muzaffarabad. Insiden serupa terjadi di Kashmir pada Januari lalu, ketika seekor macan tutul betina mati setelah ditembak oleh seorang penduduk desa. The Guardian melaporkan bahwa seruan untuk melindungi satwa liar Pakistan yang terancam punah meningkat setelah insiden tersebut. Tersangka ditangkap dan dibebaskan dengan jaminan.