Filipina Bangkitkan Tenaga Nuklir untuk Gantikan Batu Bara
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Nuklir
Senin, 07 Maret 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menandatangani perintah eksekutif untuk memasukkan tenaga nuklir ke dalam bauran energi negara itu, ketika pihak berwenang bersiap untuk penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap dan setelah upaya sebelumnya gagal karena masalah keamanan.
Perintah tertanggal 28 Februari itu, diumumkan pada hari Kamis (3/3/2022), bisa menjadi tonggak utama bagi ekonomi yang mengalami pemadaman listrik musiman dan harga listrik yang tinggi tetapi akan mengkhawatirkan penentang langkah tersebut.
Ditandatangani tiga bulan sebelum Duterte mengakhiri masa jabatannya selama enam tahun, perintah itu juga mengarahkan panel antarlembaga untuk melihat pembukaan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan atau Bataan Nuclear Power Plant (BNPP).
"Pemerintah nasional berkomitmen untuk memasukkan energi tenaga nuklir ke dalam bauran energi negara bagian," katanya.
Menteri Energi Alfonso Cusi telah mendukung tenaga nuklir dan mengatakan hal itu dapat membantu meringankan masalah pasokan dan biaya tinggi.
Duterte mengatakan tenaga nuklir akan dimanfaatkan sebagai sumber daya beban dasar alternatif yang layak karena Filipina berusaha untuk menghentikan pembangkit listrik batu bara untuk membantu memenuhi tujuan iklim.
Upaya sebelumnya untuk mengejar energi nuklir di Filipina dihentikan karena masalah keamanan, tetapi rencana baru ini didasarkan pada proposal untuk menghidupkan kembali BNPP, yang dibangun sebagai tanggapan atas krisis energi selama pemerintahan diktator Ferdinand Marcos.
Selesai pada 1984, pabrik itu dihentikan dua tahun kemudian setelah penggulingan Marcos dan bencana nuklir Chernobyl yang mematikan. Sejak 2009, BNPP telah beroperasi sebagai objek wisata, membantu membiayai biaya pemeliharaannya.
"Pemerintahan Duterte akan meninggalkan warisan ter dan menyiapkan kita untuk cerita horor lain seperti Chernobyl dan Fukushima," kata juru kampanye Greenpeace Khevin Yu, mengacu pada bencana nuklir terburuk di dunia.
Wakil Menteri Energi Gerardo Erguiza Jr mengatakan kerangka peraturan untuk tenaga nuklir masih memerlukan undang-undang dan masa depannya juga bergantung pada agenda pemerintahan berikutnya.
Putra mendiang diktator, Ferdinand Marcos Jr, yang merupakan calon terdepan dalam pemilihan presiden Mei, mengatakan dia berencana untuk "mengunjungi kembali" proyek BNPP, media lokal melaporkan.