Maling Sawit Rugikan Petani Sampit
Penulis : Kennial Laia
Sawit
Jumat, 11 Maret 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Meningkatnya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) telah mendatangkan keuntungan bagi industri dan pengusaha kelapa sawit. Namun, petani sawit di Kabupaten Sampit, Kalimantan Tengah, justru resah.
Dilaporkan oleh Borneonews, awal Maret lalu, beberapa kebun sawit rakyat di beberapa titik Kabupaten Sampit mengalami pencurian tandan buah segar (TBS). Harga tandan buah segar itu juga ikut naik dengan naiknya harga CPO di seluruh dunia.
Hal ini memaksa mereka untuk meningkatkan penjagaan area kebun. Petani menduga pencurian itu merupakan dampak langsung dari naiknya harga TBS. Salah satu faktornya adalah kesulitan ekonomi akibat pandemi.
Salah satu petani bernama Haris mengaku kewalahan melakukan penjagaan dan pengamanan kebunnya. Dia mengaku telah kehilangan puluhan ton TBS selama delapan bulan terakhir akibat ulah pencuri. Sejauh ini pelaku tak pernah berhasil ditangkap.
Petani lain bernama Delo, yang berada di kawasan Jalan Lingkar Utara Sampit, ikut khawatir. Pasalnya, kebunnya juga menjadi sasaran pencurian.
Delo mengatakan, pencurian sawit milik petani turut terjadi di Jalan Jenderal Sudirman Km 17, Sampit. Pencuri diketahui beroperasi pada siang hari ketika pemilik kebun tidak berada di tempat. “Kadang mereka bahwa (mobil pick-up) masuk ke dalam, siang-siang saja mereka mencuri,” tutur Delo, dikutip Borneonews.
Menurut Delo, hampir setiap malam kendaraan lalu-lalang untuk memuat sawit di Jalan Lingkar Utara Sampit. Pembelian TBS langsung dilakukan oleh pengepul.
“Mereka malam-malam menjual sawit itu, ada khusus pengepulnya. Jika tidak ditangkap, ini akan terus terjadi dan semakin merugikan petani,” tandasnya.
Harga CPO terus meningkat sejak Agustus 2021. Sempat menurun minggu lalu, awal pekan ini harganya kembali menguat. Per pukul 13:07 WIB, Data Bursa Derivatif Malaysia mencatat harga CPO kontrak Maret 2022 naik 3,39% di MYR 7.010 per ton atau Rp 24.176 per ton.