Ilmuwan Kembali Catat Rekor Suhu Tertinggi di Bumi
Penulis : Tim Betahita
Perubahan Iklim
Senin, 09 Mei 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Sebuah studi baru telah mengungkapkan gelombang panas paling intens yang pernah ada di seluruh dunia.
Penelitian yang dipimpin oleh University of Bristol, juga menunjukkan gelombang panas diproyeksikan menjadi lebih panas di masa depan seiring dengan memburuknya perubahan iklim.
Gelombang panas Amerika Utara bagian barat musim panas lalu, memecahkan rekor dengan suhu tertinggi Kanada sepanjang masa sebesar 49,6 °C di Lytton, British Columbia, pada 29 Juni mendatang, meningkat 4,6 °C dari puncak sebelumnya.
Temuan baru di Science Advances, mengungkap lima gelombang panas lain di seluruh dunia yang lebih parah, tetapi sebagian besar tidak dilaporkan.
Penulis utama, ilmuwan iklim Dr Vikki Thompson di University of Bristol, mengatakan bahwa gelombang panas baru-baru ini terjadi di Kanada dan Amerika Serikat mengejutkan dunia.
"Kami menunjukkan ada beberapa gelombang panas ekstrem yang lebih besar dalam beberapa dekade terakhir," ujarnya dilansir laman Sciencedaily pekan ini.
Menggunakan model iklim, para ilmuwan juga menemukan bahwa peristiwa panas ekstrem kemungkinan besar akan meningkat selama abad mendatang.
Gelombang panas adalah salah satu peristiwa cuaca ekstrem yang paling merusak.
Gelombang panas Amerika Utara bagian barat adalah peristiwa cuaca paling mematikan yang pernah terjadi di Kanada, yang mengakibatkan ratusan kematian.
Sementara itu, hari-hari terakhir bulan April suhu panas ekstrem tercatat di India dan Pakistan. Temperatur memuncak pada 49 Celcius di Jacobabad, Pakistan pada Sabtu 30 April lalu dan 47,2 Celcius di Banda, India. Departemen Meteorologi India mengkonfirmasi suhu rata-rata pada bulan April adalah yang tertinggi untuk bagian utara dan tengah negara itu sejak pencatatan dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu.
Dikutip dari The Guardian, para ilmuwan percaya intensitas, durasi, dan waktu kedatangan gelombang panas di India dan Pakistan ini disebabkan oleh kenaikan suhu global. Meskipun terdapat selang waktu terjadinya gelombang panas ekstrem selama beberapa hari terakhir, suhu diperkirakan meningkat kembali pada akhir pekan ini dan minggu depan. Perkiraan suhu maksimum mendekati 50 Celcius di beberapa bagian barat laut India dan Pakistan.
Gelombang panas ekstrem ini sangat kontras dengan Asia Tenggara yang mengalami suhu rendah sepanjang tahun. Pada 2 Mei, Observatorium Hong Kong mencatat suhu 16,4 derajat Celcius. Ini adalah suhu Mei terendah yang tercatat sejak 1917, dan memecahkan rekor sebelumnya yang ditetapkan pada 2013.
Kota Guangzhou di Tiongkok selatan mencatatkan suhu 13,7 C pada hari yang sama, suhu terendah yang pernah tercatat selama Mei.