Presiden jokowi Berencana Setop Ekspor Bauksit

Penulis : Aryo Bhawono

Tambang

Kamis, 09 Juni 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Presiden Joko Widodo berencana menghentikan ekspor bahan mentah bauksit. Rencana ini menyusul keinginan Indonesia menjadi negara produsen barang berbahan aluminium.

Sebelum menghentikan ekspor bauksit, Jokowi juga menyetop ekspor nikel dengan tujuan sama, yaitu menjadi Indonesia sebagai produsen barang berbasis nikel.

"Keinginan sejak lama kenapa kita setop ekspor nikel ya ke situ, dan dilanjutkan dengan setop ekspor bahan mentah bauksit sehingga kita bisa memproduksi barang jadi berasal dari aluminium," kata Jokowi saat menghadiri implementasi tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi, di Batang Jawa Tengah, Rabu (8/6).

Penghentian ekspor nikel memungkinkan Indonesia memproduksi barang-barang seperti lithium baterai, baterai listrik, baterai kendaraan listrik. Barang-barang tersebut akan memberikan nilai tambah dalam ekspor Indonesia.

Presiden Jokowi saat mengumumkan pencabutan larangan ekspor CPO dan produk turunnya melalui kanal resmi Sekretariat Negara RI. Foto: Tangkapan layar/Betahita

"Ini menjadi kesempatan untuk membangun ekonomi hijau seperti yang kita impikan. Saya minta semua jajaran mendukung penuh agar bisa direalisasikan," imbuhnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Selain memproduksi barang-barang berbasis nikel, Jokowi juga ingin agar Indonesia juga bisa menghasilkan barang berbahan aluminium. Sebab itu, ia juga berencana menyetop ekspor bahan mentah bauksit.

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia juga pernah mengatakan akan melarang ekspor bauksit dan timah tahun ini.

"Tahun ini kemungkinan besar bauksit kami larang ekspor. Kami ingin ada hilirisasi di sini, tahun depan atau bahkan tahun ini juga timah pun kita dilarang ekspornya," ujar Bahlil dalam konferensi pers pada April lalu.

Bahlil mengatakan alasan untuk setop ekspor bauksit karena selama ini RI hanya mengekspor tanpa mengolah lebih lanjut.

Pada kesempatan ini Jokowi berterima kasih pada pihak LG Chem Ltd yang berinvestasi di Indonesia senilai US$9,8 miliar atau setara dengan Rp142 triliun.

Investasi ini merupakan yang pertama di dunia di mana LG akan mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir.

Dimulai dari penambangan nikel dan pembangunan smelter, pabrik prekursor katoda, pabrik baterai listrik hingga mobil listrik. Serta, industri daur ulang baterai.