Indonesia Butuh Rp28.233 Triliun untuk Capai Energi Bersih 2060

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Energi

Selasa, 14 Juni 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Indonesia diperkirakan membutuhkan investasi mencapai Rp28.233 triliun untuk mencapai target energi bersih pada 2060 nanti. Perkiraan tersebut disampaikan Analis Kebijakan Kementerian Keuangan Joko Tri Haryanto, pada Webinar Tantangan Sektor Kelistrikan dalam Transisi Energi, Kamis (9/6/2022).

Menurut Joko, kebutuhan net zero emission (NZE) 2060 itu tujuh kali lipat dibandingkan dengan kebutuhan Nationally Determined Contribution (NDC) 2030 yang mencapai Rp3.779 triliun.

"Total kebutuhan net zero emission 2060 itu hampir tujuh kali lipat dibandingkan NDC 2030. Jadi secara total kebutuhannya Rp28.233 triliun," kata Joko, dikutip dari Antara.

Dengan kebutuhan investasi sebesar itu, menurut Joko, Indonesia membutuhkan dukungan pendanaan melalui investasi baik dari sisi downstream, midstream dan upsteam agar target NZE 2060 itu dapat tercapai.

Anak muda dari berbagai kampus dan komunitas gerakan perubahan iklim kembali menggela aksi di depan kantor BNI Jakarta, dengan desakan penyetopan pendanaan batu bara. Foto: Istimewa

Investasi sebesar Rp28.233 triliun itu bila dirinci ditujukan untuk sektor agrikultur sebesar Rp1,44 triliun, kehutanan Rp70,14 triliun, energi dan transportasi Rp26.601 triliun, industrial process and product use (IPPU) Rp730,8 triliun, dan limbah Rp828,83 triliun.

Sedangkan kebutuhan NDC 2030 yang sebesar Rp3.779 triliun mencakup sektor agrikultur Rp4,04 triliun, kehutanan Rp93,28 triliun, energi dan transportasi Rp3.500 triliun, IPPU Rp0,92 triliun dan limbah Rp185,27 triliun.

Joko menerangkan, investasi dari sisi downstream, midstream maupun upstream sangat dibutuhkan mengingat kapasitas pendanaan dari pemerintah sangat terbatas. Pemerintah telah melakukan pendanaan anggaran mitigasi dan adaptasi perubahan iklim atau climate budget tagging melalui anggaran pendapatan belanja negara sejak 2016.

Namun di sisi lain, upaya pemerintah melalui climate budget tagging hanya mampu memenuhi 34 persen dari 100 persen kebutuhan setiap tahunnya sehingga terdapat celah mencapai 66 persen sisanya itu.

"Makanya pencapaian NDC 2030 dan NZE 2060 itu bukan tanggung jawab pemerintah semata," kata Joko.

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Paris Agreement yang di dalamnya terdapat komitmen NDC pada 2016. Berdasarkan komitmen itu, Indonesia menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030. Pada dokumen perkembangan NDC 2021 melalui long term strategy-low carbon and climate resilience (LTS-LTCCR), Indonesia juga menargetkan untuk mencapai NZE pada 2060 atau lebih awal.