Kenaikan Suhu Signifikan Terjadi di Arktik
Penulis : Tim Betahita
Krisis Iklim
Jumat, 17 Juni 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Data terbaru mengungkap tingkat pemanasan yang luar biasa di Kutub Utara. Angkanya hingga tujuh kali lebih cepat dari rata-rata global.
Pemanasan terjadi di Laut Barents Utara, wilayah di mana suhu yang meningkat cepat diduga memicu peningkatan cuaca ekstrem di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Para peneliti mengatakan pemanasan di wilayah ini merupakan “peringatan awal” tentang apa yang bisa terjadi di seluruh Arktik.
Angka baru menunjukkan suhu rata-rata tahunan di daerah tersebut meningkat sepanjang tahun hingga 2,7C per dekade. Kenaikannya sangat tinggi saat musim gugur hingga 4C per dekade. Hal ini membuat Laut Barents Utara dan pulau-pulaunya menjadi tempat pemanasan tercepat yang diketahui di Bumi.
Suhu jauh di atas rata-rata tercatat di Kutub Utara selama beberapa tahun terakhir. Para ilmuwan yang mengamati perubahan tersebut menggambarkan situasinya sebagai “gila”, “aneh”, dan “sangat mengejutkan”. Beberapa peneliti iklim telah memperingatkan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dapat menandakan kerusakan iklim yang lebih cepat dan lebih mendadak.

Krisis iklim diketahui mendorong pemanasan di Kutub Utara tiga kali lebih cepat daripada rata-rata global. Namun penelitian baru tersebut menunjukkan situasinya bahkan lebih ekstrem di beberapa tempat.
Lapisan es lautan memantulkan sinar matahari dengan baik. Ketika mencair, bagian bawah laut menjadi lebih gelap sehingga menyerap lebih banyak energi. Kehilangan es laut juga berarti tidak lagi membatasi kemampuan air laut yang lebih hangat untuk memanaskan udara Arktik. Semakin banyak es yang hilang, semakin banyak panas yang terakumulasi.
“Kami memperkirakan akan terjadi pemanasan yang kuat, tetapi tidak pada skala yang kami temukan,” kata Ketil Isaksen, peneliti senior di Institut Meteorologi Norwegia dan pemimpin studi tersebut, dikutip Guardian, Kamis, 16 Juni 2022.
“Kami semua terkejut. Dari apa yang kami ketahui dari semua titik pengamatan lain di dunia, ini adalah tingkat pemanasan tertinggi yang kami amati sejauh ini.”
“Ini berarti umpan balik dari pencairan es laut bahkan lebih tinggi dari sebelumnya,” katanya. "Ini adalah peringatan dini untuk apa yang terjadi di seluruh Arktik jika pencairan berlanjut, dan apa yang paling mungkin terjadi dalam beberapa dekade mendatang."
April lalu, ilmuwan dunia mengatakan bahwa pengurangan segera emisi karbon dan gas rumah kaca lainnya diperlukan untuk mengatasi keadaan darurat iklim.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini didasarkan pada data dari stasiun cuaca otomatis di pulau Svalbard dan Franz Josef Land. Hingga saat ini, hal tersebut belum melalui proses quality control yang baku dan dipublikasikan.
Hasilnya adalah serangkaian pengukuran suhu udara permukaan berkualitas tinggi dari 1981 hingga 2020. Para peneliti menyimpulkan: “Tingkat pemanasan regional untuk wilayah Laut Barents Utara luar biasa dan sesuai dengan 2 hingga 2,5 kali rata-rata pemanasan Arktik dan 5 hingga 7 kali rata-rata pemanasan global.”
Isaksen mengatakan informasi baru tentang tingkat pemanasan di daerah tersebut akan membantu penelitian oleh para ilmuwan lain tentang bagaimana perubahan di Kutub Utara memengaruhi cuaca ekstrem di daerah padat penduduk di garis lintang yang lebih rendah. Ada bukti bahwa pemanasan yang cepat mengubah aliran jet angin yang mengelilingi kutub dan memengaruhi cuaca ekstrem.