Polusi Udara Musabab Pemain Catur Membuat Lebih Banyak Kesalahan
Penulis : Kennial Laia
Lingkungan
Minggu, 05 Februari 2023
Editor : Raden Ariyo Wicaksono
BETAHITA.ID - Sebuah penelitian mengungkap bahwa polusi udara mempengaruhi permainan para pakar catur. Pemain catur disebut membuat lebih banyak kesalahan saat pencemaran udara sedang tinggi.
Para ahli menggunakan model komputer untuk menganalisis kualitas permainan yang dimainkan dan menemukan bahwa dengan sedikit peningkatan partikel halus, kemungkinan pemain catur membuat kesalahan meningkat sebesar 2,1 poin persentase, dan besarnya kesalahan tersebut meningkat sebesar 10,8%.
Studi tersebut diterbitkan di jurnal Management Science. Di dalamnya para peneliti mempelajari kinerja 121 pecatur dalam tiga turnamen tujuh putaran di Jerman pada 2017, 2018, dan 2019, yang terdiri dari lebih dari 30.000 gerakan catur. Para peneliti membandingkan gerakan sebenarnya yang dilakukan pemain dengan gerakan optimal yang ditentukan oleh mesin catur Stockfish yang kuat.
Di tempat turnamen, para peneliti memasang tiga sensor kualitas udara yang terhubung dengan web untuk mengukur karbon dioksida, konsentrasi PM2.5, dan suhu. Setiap turnamen berlangsung selama delapan minggu. Artinya para pemain menghadapi berbagai kondisi udara selama bertanding.
Materi partikulat halus, atau PM2.5, mengacu pada partikel kecil berdiameter 2,5 mikron atau kurang, yang sering dihasilkan oleh materi yang terbakar. Sumbernya di antaranya berasal dari mesin mobil, pembangkit batu bara, kebakaran hutan, dan pembakaran kayu.
"Kami menemukan bahwa ketika individu terpapar polusi udara tingkat tinggi, mereka membuat lebih banyak kesalahan, dan mereka membuat kesalahan yang lebih besar," kata Juan Palacios, seorang ekonom di Laboratorium Urbanisasi Berkelanjutan Massachusetts Institute of Technology dan salah satu penulis makalah tersebut, dikutip Guardian.
Peneliti melihat data historis untuk melihat apakah temuan mereka direplikasi, dengan menggunakan data dari 20 tahun permainan dari divisi pertama liga catur Jerman. Setelah memperhitungkan penyebab lain seperti kebisingan, perubahan suhu, dan konsentrasi karbon dioksida, mereka menemukan bahwa polusi udara menyebabkan penurunan kinerja pemain.
“Paparan terhadap polusi udara yang acak dapat mempengaruhi kinerja pemain catur ini,” kata Palacios.
“Mereka melawan lawan yang sebanding di babak turnamen yang sama, tetapi saat terpapar ke tingkat kualitas udara yang berbeda dapat membuat perbedaan untuk kualitas gerakan dan kualitas keputusan,” jelasnya.
Leon Watson dari Chess.com mengatakan bahwa para pemain profesional sudah memantau kualitas udara saat mereka bermain.
“Kognisi jelas sangat penting dalam catur dan beberapa pemain top seperti Magnus Carlsen dan Anish Giri telah menyadari betapa pentingnya kualitas udara,” kata Watson.
“Saat berkompetisi dari rumah dalam acara besar Champions Chess Tour, para pemain sekarang secara rutin memantau tingkat CO2 dan partikel mereka menggunakan [monitor udara] dan menggunakan data untuk menciptakan lingkungan yang sempurna untuk bermain… seperti dalam olahraga apa pun, margin yang bagus itu penting. Perbedaannya mungkin kecil, tetapi para pemain pasti akan mencoba untuk menghilangkan kerugian kompetitif apa pun,” terang Watson.
Meskipun studi tersebut berfokus pada pemain catur, para peneliti mengatakan hal itu memiliki implikasi bagi siapa saja yang harus berpikir keras dan bekerja di daerah yang tercemar, dan dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat.
“Idenya adalah untuk memberikan perkiraan yang akurat kepada pembuat kebijakan yang membuat keputusan sulit tentang membersihkan lingkungan (dari pencemaran),” tegas Palacios.