Bayi Anoa yang Lahir di ABC-BPSILHK Manado Diberi Nama Raden
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Biodiversitas
Minggu, 05 Februari 2023
Editor : Aryo Bhawono
BETAHITA.ID - Bayi anoa (Bubalus sp.) yang lahir di Anoa Breeding Center (ABC) Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Senin pekan lalu akhirnya punya nama. Bayi anoa keempat yang lahir di penangkaran tersebut diberi nama Raden.
Berdasarkan rilis media Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), anoa Raden lahir pada 16 Januari 2023, sekitar pukul 20.52 WITA. Bayi anoa berjenis kelamin jantan ini memiliki berat badan 6,1 kilogram, dan panjang badan 52 sentimeter. Bayu anoa ini lahir dari induk anoa betina Denok dan anoa jantan Rambo.
Anoa Raden ini adalah bayi anoa keempat yang lahir di ABC-BPSILHK Manado. Bayi anoa pertama lahir pada 1 Februari 2017 dan diberi nama Maesa, bayi kedua lahir pada 8 November 2017 bernama Anara. Sedangkan bayi anoa ketiga lahir pada 25 Juli 2018 yang diberi nama Deandra. Saat ini ABC memiliki sembilan ekor anoa dengan komposisi empat jantan dan lima betina.
Anoa Raden lahir melalui operasi caecar. Meski begitu, berdasarkan pengamatan tim dokter hewan, Denok sang induk, kondisinya sehat.
Anoa merupakan salah satu kekayaan keanekaragaman hayati di Kawasan Wallacea. Jenis satwa ini merupakan satwa endemik Sulawesi dan berstatus dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106 Tahun 2018.
Dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Animal, anoa (Bubalus sp.) berstatus Endangered atau Terancam Punah. Selain itu dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Flora, satwa mamalia ini masuk dalam daftar Appendix I, yang berarti adalah spesies yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan, terutama yang berasal dari alam.
"Kelahiran anoa ini tentu saja membawa angin segar dan harapan baru bagi konservasi terutama peningkatan populasi anoa secara ex-situ, mengingat populasi anoa di alam diperkirakan menurun karena perburuan," kata Askhari Dg Masikki, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Kamis (2/2/2023).
Jumlah populasi anoa di habitat alaminya diperkirakan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data IUCN Red List populasi anoa di seluruh Sulawesi tidak lebih dari 2.500 individu. Sedangkan jumlahnya di ex-situ, yang terdata di studbook, sekitar 40 individu.
Di Indonesia khususnya, ada dua jenis anoa, yakni anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Jenis satwa satu ini dianggap istimewa, karena memiliki banyak peran sekaligus, yaitu sebagai spesies kunci (key species), spesies payung (umbrella spesies) dan spesies bendara (flagship species).