Walhi Sulsel Desak PT Vale Hentikan Operasi Tambang

Penulis : gilang helindro

Tambang

Rabu, 15 Februari 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan, hingga saat ini terus mendesak PT Vale Indonesia untuk menghentikan kegiatan tambang nikel di Dusun Kuari, Desa Asuli, Kecamatan Towut.

Desakan ini dilatarbelakangi besarnya dampak sosial dan lingkungan yang disebabkan operasi tambang nikel PT Vale Indonesia di area Ferrari Hiels yang menyebabkan meningkatnya protes masyarakat khususnya perempuan Desa Asuli, Luwi Timur.

Muhammad Al Amin, Direktur Eksekutif WALHI Sulsel, mengatakan PT Vale Indonesia sampai saat ini belum menyelesaikan kewajibannya untuk memulihkan perekonomian masyarakat Asuli dan petani dari desa lain yang menjadi korban penggusuran lahan dan kebun merica. Informasi ini ia terima langsung dari masyarakat Desa Asuli yang melakukan aksi protes terhadap PT Vale Indonesia.

“Kesulitan hidup yang saat ini dialami oleh warga Asuli dan petani merica lainnya sudah lama mereka keluhkan. Menurut warga, Sejak PT Vale Indonesia memperlebar aktivitas tambang nikel mereka ke Ferrari Hiels, Desa Asuli, Sumber ekonomi petani menghilang dan pendapatan mereka juga hilang. Sementara, peerusahaan tambang nikel multinasional ini pernah berjanji akan memberi masyarakat aktivitas ekonomi sementar sambil memulihkan ekonomi dan penghidupan mereka. Namun sampai sekarang tidak ada yang direalisasi,” jelasnya saat dihubungi Selasa 14 Februari 2023.

Aksi Warga Desa Asuli, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, menuntut tanggungjawab PT Vale Indonesia terkait dampak lingkungan dan penggusuran yang dialami masyarakat, khususnya petani dan perempuan. Foto: Walhi Sulsel

Menurutnya, Walhi Sulsel mencatat ada tiga dampak serius lingkungan dan sosial yang ditimbulkan PT Vale Indonesia akibat aktivitas tambang nikel di Desa Asuli, tepatnya di area Ferrari Hiels. Pertama, hilangnya mata pencaharian dan sumber penghidupan petani di Desa Asuli dan desa-desa lainnya.

“WALHI Sulsel bersama Jaringan Komunikasi Masyarakat Lingkar Tambang (JKMLT) hingga saat ini mencatat masih ada ratusan kepala keluarga petani yang belum dipulihkan haknya oleh PT Vale Indonesia. Sementara, aktivitas tambang nikel telah merusak bahkan menghilangkan kebun merica petani,” jelas Amin.

Kedua, lanjutnya, dampak longsor. Amin mengatakan bahwa kegiatan tambang nikel PT Vale Indonesia di tahun 2022 telah mengakibatkan longsor. Akibatnya, aktivitas masyarakat menjadi terganggu. Walaupun saat ini material longsor telah dipindahkan, namun PT Vale tidak dapat membantah bahwa kegiatan tambang nikel meraka di area Ferrari Hiels telah mengakibatkan longsor.

“WALHI Sulsel mempunyai dokumentasi longsor yang terjadi di tahun 2022. Kalau melihat foto longsor tersebut, nampaknya PT Vale Indonesia menjalankan metode pertambangan yang buruk, sehingga terjadi longsor. Kemudian PT Vale Indonesia ternyata melakukan aktivitas tambang nikel di daerah rawan bencana,” tambahnya.

Ketiga dampak pencemaran lingkungan, sumber air baku masyarakat tercemar lumpur yang disebabkan oleh aktivitas tambang nikel PT Vale Indonesia. Begitupun pencemaran udara dari debu tambang nikel.

Al Amin menambahkan, “Karena kurangnya tanggungjawab PT Vale terhadap masyarakat dan lingkungan hidup, maka saya harus membuka fakta bahwa sesungguhnya aktivitas tambang nikel atau operasi bisnis PT Vale Indonesia telah secara nyata melanggar kebijakan internal perusahaan dan kebijakan perlindungan internasional. Perusahaan milik perusahaan Kanada dan Jepang ini telah mencemari sumber air masyarakat, sehingga masyarakat harus menggunakan dan mengkonsumsi air yang tercemar setiap hari,” katanya.

Ia menegaskan bahwa dari tiga dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh tambang nikel PT Vale Indonesia, maka menurut Al Amin, kegiatan tambang nikel di Ferrari Hiels sudah harus dihentikan dan ditutup. hal tersebut untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak di Desa Asuli.

“Semua yang terkait dengan PT Vale Indonesia harus bertanggungjawab atas dampak-dampak tersebut. Mulai dari Vale Canada Limited, Summitomo Metal Mining Co.Ltd, lembaga-lembaga keuangan baik nasional dan internasional, hingga CEO PT Vale Indonesia. Namun yang lebih penting, untuk menyelamatkan masyarakat khususnya perempuan dan anak-anak di Desa Asuli, operasi bisnis tambang nikel di Ferrari Hiels harus dihentikan.”