Walhi Sulsel: Banjir Makassar akibat Perubahan Tata Ruang
Penulis : gilang helindro
Perubahan Iklim
Kamis, 16 Februari 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Hujan deras yang terjadi sejak Senin 13 Februari 2023, dinihari hingga siang hari disertai naiknya permukaan air laut menyebabkan banjir di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Muhammad Al Amin, Direktur Eksekutif Walhi Sulsel, mengatakan kalau faktornya tentu curah hujan yang tinggi. "Namun kalau melihat 15-20 tahun yang lalu, Kota Makassar sangat aman dari banjir walaupun curah hujan kadang tinggi," katanya saat dihubungi Rabu, 15 Februari 2023.
Namun saat ini, kata Amin. Kota Makassar benar-benar rentan terhadap curah hujan.
Banjir Kota Makassar mulai terjadi sejak pembangunan kota mulai meningkat, dan perubahan tata ruang. Pembangunan pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran, ruko, hingga perumahan-perumahan elit. Massifnya pembangunan tersebut mengakibatkan semakin menurunnya ruang terbuka hijau atau daerah serapan air.
"Artinya pembangunan di Kota Makassar saat itu hingga saat ini sangat tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan," katanya.
Kemudian, di tengah meningkatnya pembangunan kota, pemerintah juga abai terhadap pembangunan atau perbaikan drainase.
"Kalau kita perhatikan, drainase Kota Makassar sangat buruk. Drainase-drainase di perumahan-perumahan dan di jalan utama dominan mengalami pendangkalan. Belum lagi drainase tersebut tidak terhubung ke kanal induk yang bermuara ke laut," tambahnya.
Kondisi itu yang mengakibatkan air menggenang di jalan-jalan utama yang mengakibatkan banjir di Kota Makassar.
Yang terakhir adalah penimbunan laut. Sejak tahun 2016-2023 kami mencatat ada dua proyek reklamasi. Pertama, center point Indonesia yang didanai oleh PT Ciputra. Kedua Makassar New Port yang didanai oleh PT Pelindo. Kedua proyek ini dikerjakan oleh perusahaan dredging asal Belanda, yakni PT Boskalis.
Sejak penimbunan laut itu terjadi, banjir di Kota Makassar semakin luas dan kenaikan airnya juga semakin meningkat. Bila pemerintah menyalahkan air pasang, maka pernyataan itu tidak sepenuhnya keliru. Namun kenaikan air pasang yang semakin meningkatkan resiko banjir di Kota Makassar disebabkan oleh dua proyek reklamasi di pesisir Makassar.
Oleh karena itu, kami menuntut kepada pemerintah kota Makassar untuk memoratorium izin pembangunan perumahan di Kota Makassar, khususnya di daerah resapan yang masih tersisa di Kota Makassar. Kemudian untuk Gubernur Sulawesi Selatan, kami menuntut untuk menghentikan rencana reklamasi Pulau Lae-Lae, lalu merivisi Perda RTRW Sulsel dan menghapus ruang reklamasi di pesisir Makassar dan di Kabupaten lainnya.
Dari data BPBD, tercatat jumlah kecamatan yang terdampak banjir tersisa 4 kecamatan yakni, Kecamatan Manggala, Biringkanaya, Tamalate dan Rappocini dengan total kelurahan sebanyak 14 kelurahan. "Per 14 Februari tercatat 2.293 jiwa dengan 681 Kepala Keluarga tersebar di 28 titik pengungsian pada 14 kelurahan di empat kecamatan," kata Achmad Hendra Hakamuddin, Kepala Pelaksana BPBD Makassar seperti dilansir Antaranews, Selasa 14 Februari 2023.