PBB: Kenaikan Permukaan Air Laut Bisa Picu Eksodus Massal

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Rabu, 22 Februari 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Laju kenaikan permukaan laut semakin meningkat. Menurut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres, hal ini berbahaya dan dapat menyebabkan eksodus massal seluruh populasi dalam skala alkitabiah. 

Hal itu disampaikan Guterres dalam pidatonya di hadapan dewan keamanan PBB, Selasa, 14 Februari 2023. Dia mengatakan, krisis iklim menyebabkan permukaan laut naik lebih cepat dalam 3.000 tahun. Fenomena ini akan berdampak terhadap hampir satu miliar orang, dari London hingga Los Angeles, dan Bangkok ke Buenos Aires. 

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak krisis iklim. Mulai dari pengurangan emisi karbon, mengatasi masalah seperti kemiskinan yang memperburuk dampak kenaikan permukaan air laut pada masyarakat, serta mengembangkan undang-undang internasional baru untuk melindungi mereka yang kehilangan tempat tinggal – dan bahkan tanpa kewarganegaraan. 

Guterres menambahkan, kenaikan permukaan laut adalah pengganda ancaman yang, dengan merusak kehidupan, ekonomi dan infrastruktur, memiliki "implikasi dramatis" bagi perdamaian dan keamanan global. 

Seorang ayah mendorong putranya di dalam sebuah kotak di jalan yang digenangi banjir rob di Pekalongan, Jawa Tengah. Dok Greenpeace

Kenaikan permukaan laut yang signifikan sudah tidak dapat dihindari dengan tingkat pemanasan global saat ini, tetapi konsekuensi dari kegagalan untuk mengatasi masalah tersebut “tidak terpikirkan”, kata Guterres.

“Masyarakat dataran rendah dan seluruh negara bisa menghilang selamanya. Kita akan menyaksikan eksodus massal seluruh populasi dalam skala alkitabiah. Dan kita akan melihat persaingan yang semakin ketat untuk mendapatkan air tawar, tanah, dan sumber daya lainnya.

“Hak asasi manusia tidak hilang karena rumah mereka hilang,” katanya. “Ya, ini berarti hukum pengungsi internasional.”

Saat ini Komisi Hukum Internasional PBB sedang menilai situasi hukum terkait hal tersebut. Pada 2020, komite hak asasi manusia PBB telah memutuskan bahwa pemerintah tidak diperbolehkan mengembalikan orang ke negara-negara di mana kehidupan mereka mungkin terancam oleh krisis iklim.

Kompilasi data baru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan bahwa permukaan laut naik dengan cepat dan lautan global telah menghangat lebih cepat selama satu abad terakhir dibandingkan periode manapun dalam 11.000 tahun terakhir. Permukaan laut naik saat air yang lebih hangat mengembang dan lapisan es serta gletser mencair.

Prof Petteri Taalas, sekretaris jenderal WMO, mengatakan: “Kenaikan permukaan laut menimbulkan risiko bagi ekonomi, mata pencaharian, permukiman, kesehatan, kesejahteraan, ketahanan pangan dan air, serta nilai-nilai budaya dalam jangka pendek hingga jangka panjang.”

Guterres mengatakan, kenaikan permukaan laut yang cukup besar tetap akan terjadi bahkan jika pemanasan global secara “ajaib” dibatasi hingga 1.5C. 

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang memprediksi bahwa permukaan laut mungkin naik sekitar 50 cm pada tahun 2100. Tetapi WMO mengatakan akan ada kenaikan 2-3 meter selama 2.000 tahun ke depan jika pemanasan dibatasi hingga 1,5C, dan 2-6m jika dibatasi hingga 2C. 

Laporan PBB pada bulan Oktober 2022 juga mengatakan bahwa "tidak ada jalur yang kredibel menuju 1,5C". Target nasional saat ini, jika tercapai, berarti kenaikan suhu 2,4C.