Orangutan Tapanuli Dievakuasi karena Malnutrisi di Aek Nabara

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Senin, 03 April 2023

Editor : Raden Ariyo Wicaksono

BETAHITA.ID - Satu individu orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), terpaksa dievakuasi karena mengalami malnutrisi.

Dalam laporan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut) diuraikan, penampakan orangutan tapanuli ini pertama kali terlihat di perladangan warga yang berbatasan dengan Cagar Alam (CA) Sibual-buali, tepatnya di Desa Aek Nabara, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan dilaporkan warga kepada BBKSDA Sumut melalui Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok pada Rabu (23/3).

Hasil evakuasi Tim Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok bersama dengan lembaga mitra HOCRU OIC diketahui bahwa kondisi fisik orangutan dalam keadaan sangat kurus (malnutrisi), namun tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan ataupun cacat pada tubuhnya. Untuk perilakunya tidak normal seperti orangutan umumnya yang di alam liar, indikasi sakit dengan keadaan sangat lemas dengan pergerakannya sangat lamban.

Dari hasil pemeriksaan, dokter menyimpulkan bahwa orangutan tersebut butuh pemeriksaan lebih lanjut di tempat yang lebih memadai (dalam hal ini, tempat karantina/rehabilitasi) untuk mendapatkan perawatan dan pemantauan intensif dengan segera mungkin. Upaya evakuasi sementara yang dilakukan adalah dengan membawa orangutan tersebut ke kantor Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok guna diobservasi serta diberi asupan makanan dan minuman di kandang transport.

Satu individu orangutan tapanuli berkelamin betina di Aek Nabara terpaksa dievakuasi lantaran mengalami malnutrisi. Foto: BBKSDA Sumut.

Proses evakuasi berawal saat petugas Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok bersama dengan lembaga mitra HOCRU OIC datang ke lokasi dan terpantau orangutan tapanuli di posisi sarang siang dengan kondisi kurus dan pergerakannya lambat serta sudah turun ke tanah.

Di hari berikutnya, Jumat (25/3) Tim bersama dokter hewan (drh.) Ihkwan, kembali melihat keberadaan orangutan tersebut dengan kondisi yang memprihatinkan, badan kurus, pergerakan lambat tidak selincah orangutan lainnya yang ada di alam liar, banyak istirahat di sarang dan makan dengan sangat lambat.

"Melihat kondisi satwa yang mengarah keadaan sakit dan butuh segera tindak lanjut, dokter hewan menyimpulkan perlunya melakukan tindakan evakuasi untuk tindak pemeriksaan," terang BBKSDA Sumut dalam laporannya, Senin (27/3/2023).

Tepat pukul 16.30 Wib, Jumat (25/3), dengan cara menembakkan obat bius kombinasi Ketamine dengan Medetomidine, hanya dengan 1 kali tembak orangutan tersebut berhasil dievakuasi. Selanjutnya dilakukan satu kali injek tangan top up dosis, separuh dari dosis pertama (selama proses perjalanan ke kandang transport).

Dari hasil pemeriksaan drh. Ihkwan, orangutan ini diketahui berjenis kelamin betina. Dengan perkiraan umur lebih kurang sekitar 20 tahunan (M3 atas bawah) dan berat badan lebih kurang sekitar 30 kg.