3 Paus Sperma Mati Terdampar di Bali dan NTT

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Minggu, 09 April 2023

Editor : Redaksi Betahita

BETAHITA.ID - Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) sepanjang kurang lebih 17 meter terdampar dalam kondisi mati di Pantai Yeh Leh, Kabupaten Jembrana Bali, Sabtu (8/4/2023) kemarin. Dalam sepekan terakhir, terhitung ada 3 ekor paus sperma yang mati terdampar di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan (PSDKP) Pengambengan, Andri Purna Jatmiko, yang datang ke lokasi di Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan mengaku belum mengetahui penyebab kematian paus sperma di Pantai Yeh Leh ini.

Terdamparnya paus di pantai yang berbatasan dengan Kabupaten Tabanan ini menarik perhatian warga, termasuk yang melintas di jalan raya Denpasar-Gilimanuk. Keberadaan paus terdampar ini awalnya diketahui pada sekitar pukul 13.00 WITA.

Saat ditemukan bangkai paus ini dalam keadaan terombang-ambing di laut. Saat ke pinggir pantai, warga mengira paus ini masih hidup. Sehingga warga mendekat dan menggoyang-goyang ekornya.

Petugas mengambil sampel paus sperma di Pantai Yeh Leh, Jembrana, Sabtu (8/4/2023). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali

"Tadi dikira masih hidup. Saat petugas datang, baru dipastikan paus itu sudah mati," kata seorang warga, Sabtu (8/4/2023) dikutip dari Antara Bali.

Terpisah, Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Resort Jembrana mengatakan, akan dilakukan nekropsi (bedah bangkai untuk mencari penyebab kematian paus tersebut. Setelah nekropsi, paus akan dikubur. Proses penguburan sudah direncanakan dan dibicarakan dengan instansi terkait.

"Saat ini kami masih melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan nekropsi, namun masih belum ada kesepakatan mengenai nekropsi hari ini atau dilanjutkan besok pagi," ungkap Ahmad Yanwar, Sabtu (8/4/2023), dikutip dari Detik Bali.

Ahmad Yanwar menjelaskan, kejadian paus terdampar bukanlah kejadian pertama di Bali. Dalam satu bulan terakhir, sudah terjadi empat kali kasus serupa di Bali, termasuk kejadian di Tabanan, Klungkung, Karangasem, dan Jembrana, dengan jenis paus yang sama, yaitu paus sperma.

"Sudah yang kesekian kalinya dalam sebulan ini, jadi kami masih mencari tahu apa penyebab kematian paus ini."

Sebelumnya, paus sperma lainnya sepanjang kira-kira 18 meter juga ditemukan mati terdampar di Pantai Yeh Melet, di Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Rabu (5/4/2023).

Kepala Kantor Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso, mengatakan, pihaknya telah menerjunkan beberapa dokter hewan ahli forensik ke lokasi untuk meneliti penyebab kematian paus sperma di Karangasem, Bali,

"Beberapa dokter hewan sudah dihubungi dan dalam perjalanan ke lokasi yakni drh. Bilqis FKH dari Universitas Arilangga ahli patologi dan forensik hewan, drh. Dwi Suprapti beserta dokter hewan yang berdomisili di Bali. Rencana esok akan nekropsi paus pagi hingga siang," kata Yudiarso, Rabu (5/4/2023) dikutip dari Antara.

Dalam penanganan bangkai paus ini, lanjut Yudiarso, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisian Resort (Polres) Karangasem, dan untuk pemasangan garis polisi di lokasi dan pemantauan di lokasi hingga penguburan bangkai selesai dilakukan. Menurutnya, pengamanan ini penting dilakukan untuk mencegah pencurian daging atau bagian tubuh lain oleh masyarakat, termasuk untuk mengatur masyarakat yang datang menyaksikan bangkai paus.

"Kami sudah koordinasi terkait peminjaman alat berat dari Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Klungkung. Untuk mobilisasi ekskavator akan dikerahkan mulai esok pagi ke lokasi."

Yudiarso mengatakan, sebelum ditemukan mati di Pantai Yeh Melet, paus sperma ini sempat terdampar di wilayah Lepang, Kabupaten Klungkung pada Rabu pagi. Saat itu paus ini masih hidup, dan oleh pemerintah Polres Klungkung, BPBD, penyuluh perikanan setempat bersama masyarakat melakukan penanganan dengan mendorong si paus ke tengah laut. Proses penyelamatan ini berhasil.

"Paus masih hidup dan berenang ke arah Timur. Kejadian ditemukan sekitar pukul 07.38 WITA dan berhasil kembali ke laut pada pukul 08.39 WITA," katanya.

Namun, berselang beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 13.14 WITA, paus yang sama ditemukan terdampar lagi di Pantai Yeh Melet, Kali ini dalam kondisi sudah mati.

Sehari sebelumnya, paus sperma lainnya juga dilaporkan terdampar di Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT. Berbeda dengan bangkai paus di Karangasem yang masih utuh, paus sperma di Timor Tengah Utara ini kondisinya sudah tak lagi utuh.

"Tim BKKPN (Tim Balai Konservasi Kawasan Perairan Nasional) Kupang bersama BPSPL Denpasar Wilayah Kerja NTT menemukan sisa bangkai yang sudah dipotong oleh warga dengan menyisakan bagian kepala dan tulang belakang," ujar Imam Fauzi, Kepala BKKPN Kupang, Selasa (4/4/2023) kemarin, dikutip dari Antara.

Berdasarkan pengumpulan bahan keterangan yang dilakukan, warga memotong bagian tubuh paus sperma ini untuk diolah menjadi makanan atau dijual.

Sisa bangkai mamalia laut ini kemudian dikubur di Pantai Oebubun yang berjarak 25 meter dari lokasi terdampar.

Paus sperma merupakan mamalia laut yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang diperkuat dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 79/KEPMEN-KP/2018 tentang Rencana Aksi Nasional Konservasi Mamalia Laut.