Studi: Lonjakan Polusi Udara Terkait dengan Aritmia Jantung
Penulis : Kennial Laia
Lingkungan
Kamis, 04 Mei 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Sebuah penelitian menemukan lonjakan polusi udara meningkatkan risiko aritmia jantung. Penyakit ini ditandai dengan detak jantung yang tidak teratur, baik terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
Penelitian tersebut, berdasarkan hampir 200.000 rawat inap di China, menemukan peningkatan yang signifikan dalam risiko aritmia dalam beberapa jam pertama setelah peningkatan tingkat polusi udara. Aritmia jantung dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kematian jantung mendadak.
“Kami menemukan bahwa paparan akut terhadap polusi udara ambien terkait dengan peningkatan risiko gejala aritmia,” kata Dr Renjie Chen dari Universitas Fudan di Shanghai, dikutip Guardian, Senin, 1 Mei 2023.
“Risiko terjadi selama beberapa jam pertama setelah terpapar dan dapat bertahan selama 24 jam,” tambahnya.
Studi lainnya, diterbitkan tahun lalu, melaporkan hubungan antara partikulat halus polusi udara dan aritmia jantung pada remaja yang sehat. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa risiko paparan dari enam polutan linier tanpa ambang batas yang jelas.
Studi ini melibatkan 190.115 pasien yang dirawat di rumah sakit di 322 kota di China, yang menderita aritmia onset mendadak, termasuk fibrilasi atrium, atrial flutter, detak prematur, dan takikardia supraventrikular.
Sebagai informasi, polusi udara di China jauh di atas pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kualitas udara, dan para peneliti menganalisis konsentrasi enam polutan udara dari stasiun pemantauan terdekat dengan rumah sakit pelapor.
Dari jumlah tersebut, nitrogen dioksida (NO2) memiliki hubungan terkuat dengan keempat jenis aritmia. Dampak pasti dari polusi udara tidak jelas, namun ada beberapa bukti yang menyebabkan stres oksidatif dan peradangan, yang dapat memengaruhi aktivitas listrik jantung.
“Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, hubungan antara polusi udara dan aritmia akut yang kami amati secara biologis masuk akal,” tulis para penulis.
Sebuah studi sebelumnya menemukan bahwa pada hari-hari polusi tinggi di Inggris, ratusan orang dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan darurat setelah menderita serangan jantung, stroke, dan serangan asma.
Pada 2020, British Heart Foundation memperkirakan lebih dari 160.000 orang dapat meninggal dalam dekade mendatang akibat stroke dan serangan jantung yang terkait dengan polusi udara. Dan dampak kesehatan melampaui penyakit jantung, dengan penelitian menunjukkan bahwa polusi udara partikulat meningkatkan tingkat kanker paru-paru, dengan membangkitkan mutasi aktif yang memicu pertumbuhan tumor.
Para penulis mengatakan temuan tersebut, yang diterbitkan dalam Canadian Medical Associatiown Journal, menyoroti kebutuhan untuk melindungi orang yang berisiko selama polusi udara yang berat dan untuk mengurangi paparan secara keseluruhan.