Kerentanan Karhutla: Konsesi di Kalimantan Mendominasi

Penulis : Gilang Helindro

Karhutla

Rabu, 14 Juni 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Pantau Gambut dalam laporan Kerentanan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Pantau Gambut jilid 2, menemukan 54 persen dari total 3,8 juta hektare area Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) dengan kerentanan kebakaran tinggi yang berada di area konsesi beserta area penyangga. Dari statistik tersebut didominasi perusahaan aktif beroperasi di Pulau Kalimantan, dimana 8 dari 10 perusahaan dengan tingkat kerentanan tertinggi. 

Dalam studi sebelumnya, tercatat 16,4 juta hektare area Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) di Indonesia rentan terbakar. Wahyu Perdana, Juru Kampanye Pantau Gambut menyebutkan studi kali ini membagi kerentanan menjadi dua kategori area konsesi, pertama kerentanan pada HGU (perkebunan) dan kedua kerentanan pada IUPHHK (hutan kayu). 

PT Sangkowong Sinta menjadi perusahaan dengan area kerentanan tinggi terluas. Dok: pantaugambut.id

PT Sangkowong Sinta menjadi perusahaan dengan area kerentanan tinggi terluas, sebagai HGU perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah . Sementara, beberapa perusahaan dengan izin IUPHHK yang tergabung pada rantai pasok Sinarmas Group mendominasi 10 besar perusahaan yang masuk ke dalam area kerentanan tinggi terjadi karhutla. PT Bumi Mekar Hijau yang beroperasi di Sumatera Selatan menjadi konsesi dengan izin IUPHHK yang memiliki kerentanan tinggi paling luas. 

Almi Ramadhi (tengah) dan Wahyu Perdana (kanan) memaparkan kajian Kerentanan Karhutla 2023 Jilid 2. Foto: Pantaugambut.id

“Konsesi yang masuk ke dalam KHG rentan patut diberi rapor merah pada laporan tahunan mereka. Terlebih diantara perusahaan yang masuk dalam kerentanan tinggi telah masuk pada putusan hukum terkait karhutla,” katanya Rabu, 31 Mei 2023.

Menurutnya, risiko karhutla pada wilayah konsesi cukup dominan, bisa dilihat pada 9 dari 10 kerentanan tertinggi di konsesi HGU masuk pada area yang pernah terbakar lebih dari sekali (burned area). Begitu juga dengan konsesi IUPHHK, tercatat 8 dari 10 konsesi yang masuk pada kerentanan tertinggi Karhutla merupakan area yang terbakar lebih dari sekali. 

“Setengah dari keseluruhan konsesi yang masuk pada 10 besar kerentanan tertinggi juga pernah berproses hukum terkait karhutla,” katanya. 

Almi Ramadhi, Peneliti dan Analis Data Pantau Gambut mengatakan, potensi kerentanan karhutla berlipat ganda diawali El Niño pertengahan tahun ini. Pernyataan tersebut didasarkan pada prediksi Climate Prediction Center (CPC-NOAA) yang menyebutkan adanya signifikansi peningkatan suhu permukaan laut sejak Bulan Mei 2023. 

“Berdasarkan pendekatan historis dan kondisi yang ada, potensi karhutla diprediksi terjadi pada Bulan Februari hingga Maret dan disusul Bulan Juli hingga Oktober,” katanya. 

Memastikan sebaran titik panas, Pantau Gambut melalui citra satelit menemukan 3.431 titik panas selama periode Januari hingga April 2023. Menurut analisis Pantau Gambut, adanya dugaan kebakaran pada area KHG. “Ditemukan sebanyak 19 lokasi yang diduga terjadi karhutla, dimana Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis menjadi yang paling banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan,” tutupnya.