PBB Umumkan Pemanasan Iklim El Niño, Waspada Cuaca Ekstrem

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Sabtu, 08 Juli 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB mengumumkan kedatangan peristiwa El Niño yang memanaskan iklim dunia. Badan tersebut memperingatkan bahwa persiapan untuk peristiwa cuaca ekstrem sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian.

El Niño besar terakhir terjadi pada 2016, sejauh ini tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah. El Niño baru ini datang di tengah meningkatnya pemanasan global yang didorong oleh emisi karbon akibat aktivitas. WMO menyebut efek ini sebagai “pukulan ganda”. Ini juga dapat meningkatkan cuaca ekstrem, dan rekor suhu telah dipecahkan di darat dan di laut di seluruh dunia.

WMO mengatakan saat ini ada kemungkinan 90% peristiwa El Niño berlanjut hingga akhir 2023 dengan kekuatan sedang atau lebih tinggi. Peluang terjadinya El Niño yang kuat dan bahkan lebih panas di akhir tahun ditetapkan sebesar 56% oleh otoritas AS dalam perkiraan awal Juni.

Variasi alami angin dan suhu lautan di Pasifik mendorong peralihan yang tidak teratur antara El Nino dan suhu yang lebih dingin La Nina. Ini adalah fenomena iklim alami terbesar di planet ini dan memengaruhi miliaran orang.

Ilustrasi gelombang panas ekstrem. Foto: iStock

El Niño biasanya menyebabkan lebih banyak banjir di bagian selatan AS, bagian selatan Amerika Selatan, Tanduk Afrika, dan Asia Tengah. Sementara gelombang panas dan kekeringan yang parah sering melanda Australia bagian timur, Indonesia, Asia Selatan, dan Amerika Tengah.

"Permulaan El Niño akan sangat meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu dan memicu panas yang lebih ekstrem di banyak bagian dunia dan di lautan," kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas. 

“Deklarasi WMO merupakan sinyal bagi pemerintah di seluruh dunia untuk memobilisasi persiapan. Peringatan dini dan tindakan antisipatif dari peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan fenomena iklim besar ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian,” jelas Taalas. 

Rekor suhu telah dicatat dalam beberapa bulan terakhir. Di Inggris, rekor suhu rata-rata untuk bulan Juni hampir mencapai satu derajat dan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda lautan negara itu. Es laut di sekitar Antartika juga mencapai rekor terendah.

Para ilmuwan mengatakan ini adalah krisis iklim seperti yang telah mereka peringatkan, bukan lonjakan pemanasan yang tidak terduga. Beberapa peneliti berpendapat bahwa El Niño dapat mendorong tahun 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, meskipun gelombang panas yang lebih besar akan muncul pada 2024.

Laporan baru-baru ini oleh WMO dan UK Met Office memperkirakan 66% kemungkinan suhu tahunan global melebihi tingkat pra-industri sebesar 1,5C selama setidaknya satu tahun pada 2027.

“Ini bukan untuk mengatakan bahwa dalam lima tahun ke depan kita akan melampaui tingkat 1,5C yang ditentukan dalam perjanjian Paris karena itu mengacu pada pemanasan jangka panjang selama bertahun-tahun,” kata Chris Hewitt, direktur layanan iklim WMO. 

“Namun, ini adalah peringatan lain bahwa kita belum menuju ke arah yang benar untuk membatasi pemanasan dalam target yang dirancang untuk secara substansial mengurangi dampak perubahan iklim,” tegasnya.