Swedia Dakwa Greta Thunberg Lantaran Aksi Pemblokiran Pelabuhan
Penulis : Aryo Bhawono
Perubahan Iklim
Jumat, 07 Juli 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Aktivis iklim Greta Thunberg akan hadir di pengadilan pada bulan Juli menghadapi tuduhan ‘tidak mematuhi polisi’ saat aksi pemblokiran pelabuhan minyak di Malmo, Swedia pada Juni lalu.
Pemerintah Swedia telah mengajukan tuntutan terhadap Greta Thunberg yang terlibat dalam aksi pemblokiran pelabuhan minyak di Malmo Swedia pada Juni lalu. Ia didakwa dengan pasal ‘tidak mematuhi polisi ketika melakukan aksi tersebut dengan ancaman hukuman penjara enam bulan atau denda.
“Jaksa penuntut telah mengajukan tuntutan terhadap seorang perempuan muda yang pada tanggal 19 Juni tahun ini berpartisipasi dalam demonstrasi iklim yang, menurut jaksa penuntut, menyebabkan gangguan pada lalu lintas di Malmö," ujar Otoritas Penuntutan Swedia, seperti dikutip dari BBC.
Greta, lanjut dia, menolak untuk mematuhi perintah polisi untuk meninggalkan tempat kejadian.
Otoritas tersebut mengatakan bahwa Thunberg akan hadir di pengadilan pada tanggal 24 Juli, bersama dengan tiga pemrotes lainnya.
Kelompok Ta Tillbaka Framtiden atau Reclaim the Future memblokade pelabuhan Malmö selama enam hari pada bulan Juni lalu. Beberapa pemrotes naik ke atas kapal tanker minyak.
"Krisis iklim sudah menjadi masalah hidup dan mati bagi banyak orang," tulis Thunberg di Instagram pada bulan Juni saat ia bergabung dalam aksi tersebut.
Seorang perwakilannya mengatakan kepada BBC News bahwa Thunberg tidak dapat dimintai komentar.
Ia mengatakan polisi meminta Greta dan para aktivis untuk meninggalkan pelabuhan namun ditolak. Greta dan aktivis lain lantas dibawa pergi oleh para petugas. Menurut mereka, kejahatan sebenarnya terjadi di dalam pelabuhan.
Ketika ditanya apakah ia khawatir dengan konsekuensi dari persidangan tersebut, ia menjawab lebih khawatir tentang kerusakan mengerikan yang dilakukan industri bahan bakar fosil terhadap dunia.
"Saya tidak akan berhenti selama mereka mengancam planet ini."
Gas rumah kaca telah dipompa ke atmosfer oleh aktivitas seperti pembakaran bahan bakar yang mengakibatkan pemanasan atmosfer.
Kini, dunia telah memanas sekitar 1,1C sejak revolusi industri sekitar 200 tahun yang lalu. Para aktivis iklim di seluruh dunia telah menargetkan industri bahan bakar fosil, termasuk kelompok Just Stop Oil dari Inggris yang telah mengganggu acara-acara olahraga terkenal di musim panas ini.
Sebagian besar industri minyak dan gas mengatakan bahwa produksi yang berkelanjutan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi global.
Badan Energi Internasional (International Energy Agency) mengatakan bahwa tidak boleh ada investasi baru di bidang minyak, gas dan batubara sekarang jika pemerintah serius menghadapi krisis iklim.
Kepala PBB António Guterres baru-baru ini mengatakan bahwa investasi dalam produksi minyak dan gas baru adalah ‘kegilaan ekonomi dan moral’.
Pekan ini dunia mengalami hari terpanas yang pernah tercatat pada hari Selasa, dengan suhu mencapai 17 derajat Celcius untuk pertama kalinya.