2030: Sepertiga Listrik Dunia Disumbang Tenaga Angin dan Surya
Penulis : Kennial Laia
Energi
Selasa, 18 Juli 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Studi terbaru menyebut bahwa tenaga angin dan surya akan menyumbang lebih dari sepertiga listrik dunia pada 2030. Saat ini kedua jenis energi terbarukan tersebut berada di jalur yang tepat menuju target tersebut.
Penelitian tersebut, disusun oleh Rocky Mountain Institute (RMI), mengatakan proyeksi ini juga menandakan bahwa sektor energi dapat mencapai perubahan yang diperlukan untuk memenuhi sasaran iklim global.
Proyek tenaga angin dan matahari diperkirakan menghasilkan setidaknya 33% listrik global, naik dari sekitar 12% saat ini. Ini akan menyusutkan kapasitas pembangkit bertenaga bahan bakar fosil, dan menyediakan daya yang lebih murah.
"Manfaat penerapan energi terbarukan yang cepat berarti energi yang aman dan mandiri dalam jumlah yang lebih besar,” kata Kingsmill Bond, Prinsipal Senior di RMI.
“Selain itu terdapat faktor deflasi harga energi jangka panjang. Sebab, ini adalah teknologi manufaktur – semakin banyak dipasang, semakin murah harganya," tambah Bond.
Biaya tenaga surya, yang sudah menjadi bentuk produksi listrik termurah, akan turun menjadi $20 per megawatt hour (MWh) dari sekitar $40 MWh saat ini, karena lebih banyak proyek dikerahkan dan skala ekonominya meningkat, kata laporan itu.
Sultan al-Jaber, presiden KTT iklim PBB (COP28), awal tahun ini menyerukan capaian tiga kali lipat pembangkit energi terbarukan pada tahun 2030. Hal ini penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan perjanjian iklim Paris 2015.
RMI, organisasi nirlaba berbasis di Amerika Serikat yang berfokus pada energi bersih, melakukan penelitian dalam kemitraan dengan Bezos Earth Fund. Organisasi penyandang dana ini senilai $10 miliar didirikan pendiri Amazon, Jeff Bezos, untuk membantu mendanai solusi perubahan iklim.
Reuters