Multiplier Effect Pertambangan Rendah di Indonesia
Penulis : Gilang Helindro
Tambang
Senin, 24 Juli 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Tidak semua wilayah yang memiliki sumber daya mineral tinggi mampu berkembang menjadi daerah yang maju, beberapa provinsi kaya akan sumber daya pertambangan memiliki tingkat kemiskinan tidak lebih baik dibandingkan provinsi lain.
Dody Virgo Christopher Ricardo, Perencana Ahli Madya Koordinator Bidang Mineral, Batubara dan Geologi Direktorat Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan, Kementerian PPN/Bappenas menyebut Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di Dunia. Indonesia berperan penting dalam penyedia bahan baku nikel dunia dengan umur cadangan nikel saprolite 15 tahun dan umur cadangan nikel limonite 34 tahun.
Namun menurutnya, multiplier effect pertambangan termasuk yang rendah, tidak semua wilayah yang memiliki sumber daya mineral tinggi mampu berkembang menjadi daerah maju.
“Peningkatan nilai tambah diharapkan dapat menjadi kata kunci dalam pengembangan sumber daya mineral kedepan,” katanya dalam Diskusi Publik “Industri Nikel Tanpa Deforestasi, Mungkinkah?,” di Jakarta, 13 Juli 2023.
Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. USGS memperkirakan, cadangan nikel di dunia lebih dari 100 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat 5,2% dibandingkan perkirakan cadangan nikel dunia pada 2021 sebanyak 95 juta metrik ton.
Dalam laporan tersebut, Indonesia diperkirakan memiliki cadangan nikel sebanyak 21 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu setara dengan Australia pada periode tersebut.
Artinya, menurut laporan Indonesia dan Australia masing-masing menyumbang 21% dari total cadangan nikel global sepanjang tahun lalu.
Berikutnya, ada Brasil di peringkat kedua dengan kepemilikan cadangan nikel sebesar 16 juta metrik ton. Kemudian, cadangan nikel dari Rusia dan Kaledonia Baru tercatat masing-masing sebesar 7,5 juta metrik ton dan 7,1 juta metrik ton.
Tak hanya pemilik cadangan terbesar, Indonesia juga unggul sebagai produsen nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 1,6 juta. Di bawahnya, ada Filipina dan Rusia masing-masing 330 ribu dan 220 ribu metrik ton.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2022 Indonesia melakukan ekspor nikel sebanyak 777,4 ribu ton, meningkat 367 persen dibanding setahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Nilai total ekspor nikel Indonesia pada 2022 juga melonjak 369 persen (yoy) menjadi USD 5,97 miliar. Sepanjang 2022, Indonesia paling banyak mengekspor nikel ke Tiongkok, dengan pengiriman sebanyak 661,7 ribu ton. Pembeli terbesar berikutnya adalah Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Norwegia, India, Singapura, Hong Kong, Belgia, dan Timor Leste.