Hari Tani: Petani dan Nelayan Tidak Boleh Mati
Penulis : Siaran Pers
Food Estate
Senin, 25 September 2023
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Nelayan dan petani tidak boleh mati. "Jika mereka mati maka kita juga akan mati," kata Prof. Dr. Hermanu Triwidodo, Ketua Tani Nelayan Center (TNC) IPB University, Ahad (24/9).
Hermanu menyampaikan hal itu dalam kegiatan Kenduri Tani untuk memperingati Hari Tani Nasional 2023 dan Dies Natalis IPB ke-60. Kenduri Tani merupakan kerja bareng TNC, Gerakan Petani Nusantara, dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan. Kenduri tani tahun ini mengusung tema “Petani dan Nelayan tidak boleh mati”.
Menurut Hermanu, kenduri tani merupakan kegiatan rutin sebagai ruang bertemunya petani dan nelayan, ruang berdialognya petani nelayan dengan akademisi dan juga para pihak lainnya. "Dengan demikian petani dan nelayan memiliki ruang untuk menyuarakan kebutuhannya, menyampaikan ide gagasannya," ujarnya.
Ruang dialog ini, kata Hermanu, penting untuk terus ditumbuhkan karena petani dan nelayan perlu terus ada untuk menyangga tegaknya bangsa ini. "Oleh karenanya kami menyerukan dan mengajak semua pihak menjaga, memerdekakan dan memuliakan petani dan nelayan” ujarnya.
Kenduri Tani tahun ini diikuti sekitar 250 perwakilan petani, baik yang hadir langsung maupun daring. Mereka berasal dari provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Riau, Banten, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Suparjiyem, petani dari Gunung Kidul, mengatakan dalam kegiatan ini ia bisa bertukar pengalaman dengan petani dari daerah lain. Pengalaman petani dari daerah lain dapat menjadi oleh-oleh yang akan dibawa dan ditularkannya ke petani lain di kelompoknya. Ia juga senang karena bisa menyampaikan curahan hatinya kepada para dosen dan wakil pemerintah yang hadir pada acara ini.
“Kita sebagai petani jarang bisa menyampaikan keluh kesah secara langsung. Padahal kita berjuang terus di lahan setiap hari dihadapkan pada berbagai persoalan yang ada mulai dari langkanya pupuk, hama penyakit yang makin banyak, sampai harga yang gak menguntungan buat petani. Petani perlu dukungan supaya terus bisa produksi dan memberika makan masyarakat Indonesia” ungkapnya.
Seorang nelayan Pebuhan Ratu dalam kegiatan ini mengemukakan, kehidupan nelayan sama dengan petani, masih jauh dari kata baik. Berbagai kendala dihadapi, mulai dari keterbatasan alat tangkap, dampak perubahan iklim, keterbatasan teknologi, sampai harga jual yang rendah dihadapinya.
“Nelayan juga sama dengan petani, masih jauh dari kata sejahtera. Kalau begini terus saya khawatir tidak ada lagi petani atau nelayan, sebab anak-anak muda tidak ada yang mau lagi," kata dia.