Separuh Penduduk 7 Kota Besar Merasa Terancam Cuaca Ekstrem

Penulis : Aryo Bhawono

Perubahan Iklim

Kamis, 12 Oktober 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Jajak pendapat Greenpeace Internasional menyebutkan lebih dari separuh penduduk di tujuh kota besar di belahan bumi selatan merasa terancam oleh cuaca ekstrem. Meski begitu mereka optimis bahwa di masa depan, kota tempat tinggal mereka bakal menjadi hunian impian yang aman.

Jajak pendapat ini digelar di tujuh kota, yakni Bogota (Kolombia), Sao Paulo (Brazil), Nairobi (Kenya), Istanbul (Turki), Bangalore dan Delhi (India), dan Jakarta (Indonesia) untuk memperingati Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional pada Jumat (13/10/2023). Hasil jajak pendapat itu menunjukkan rata-rata kurang dari separuh populasi massa merasa aman dari kejadian cuaca ekstrem.

Dua jawaban responden teratas terkait dengan perubahan iklim adalah soal kemacetan lalu lintas sebanyak 46 persen dan polusi udara sebanyak 42 persen. Jawaban teratas lainnya mencakup kejahatan dan kekerasan sebanyak 42 persen, korupsi sebanyak 40 persen, pengangguran sebanyak 34 persen, dan urbanisasi sebanyak 34.

Pemimpin Kampanye Global Urban Justice, Greenpeace Internasional, Gabriela Vuolo, menyebutkan hasil jajak pendapatan ini menunjukkan bahwa darurat iklim perlu ditangani dengan perspektif yang lebih komprehensif,  mencakup isu-isu sosial dan ekonomi seperti korupsi atau kekerasan. 

Kabut polusi membayangi gedung-gedung di Jakarta, yang sebagian besar berasal dari gas emisi buang kendaraan bermotor dan pembangkit listrik di sekitar ibu kota. Foto: Jurnasyanto Sukarno/Greenpeace

“Dan hal ini harus dimulai dari komunitas yang secara historis terpinggirkan dan paling terkena dampak krisis iklim,” kata dia melalui rilis pers.

Meskipun ada kekhawatiran soal cuaca ekstrem, lebih dari separuh responden (56 persen) merasa optimis bahwa kota dapat menjadi hunian layak. Pada saat yang sama, jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa semakin aman masyarakat terhadap kejadian cuaca ekstrem, semakin optimis kota mereka akan menjadi ‘kota impian’.

Jajak pendapat di kota Jakarta sendiri menunjukkan sebanyak 62 persen responden menyatakan perbaikan kualitas udara seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah kota, sebanyak 57 persen responden mengatakan hal itu seharusnya digawangi oleh pemerintah pusat, sementara 41 persen lainnya dari gerakan sosial dan masyarakat kota. 

Sementara untuk isu kemacetan, sebanyak 57 persen warga ingin trotoar yang lebih baik. Sementara 35 persen lainnya ingin transportasi umum jenis kereta seperti MRT dan KRL lebih baik, sebanyak 32 persen ingin bus di Jakarta memiliki jalur khusus, dan 28 persen lainnya merespon soal jalur sepeda terproteksi (jalur khusus).

Saat ini Greenpeace tengah menyerukan transformasi kota demi kemajuan, keadilan, kesetaraan, serta upaya mengatasi krisis global. Seruan ini digelar di sembilan kota di enam negara.