Sensus Sampah Plastik: Indofood Kuasai Dasar Waduk Gajah Mungkur
Penulis : Aryo Bhawono
Sampah
Senin, 23 Oktober 2023
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Sampah plastik kemasan merk indofood mendominasi temuan sampah di dasar Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Secara total ada 450 sampah plastik di dua lokasi kawasan Waduk Gajah Mungkur.
Empat anggota Komunitas Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) melakukan sensus sampah plastik di kawasan wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM). Sensus sampah ini merupakan rangkaian brand audit yang digelar selama satu tahun lebih sejak 2022.
Pada saat sensus dilakukan debit air tengah menyusut karena kemarau dan dasar waduk menjadi padang rumput. Sampah plastik pun didapati berserak di sana.
Koordinator Program dan Divisi Litigasi BRUIN, Muhammad Kholid Basyaiban menyebutkan total sampah yang dikumpulkan berjumlah sekitar 450 sampah dari dua lokasi kawasan Waduk Gajah Mungkur. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode transek.
“Karena Waduk Gajah Mungkur sangat luas wilayahnya, kami membagi kegiatan sensus sampah menjadi 2 lokasi. Lokasi pertama berada di dalam kawasan wisata waduk dan untuk lokasi kedua berada sekitar 4 km sebelah barat kawasan wisata dan sebagai kawasan budidaya ikan tawar,” ucap dia dalam keterangan persnya.
Pengumpulan sampah ini mendapati 11 brand polluter sampah plastik, yakni:
- Indofood dengan 94 sampah;
- Santos Jaya Abadi 90 sampah;
- tanpa merek 84 sampah;
- Wings Food 60 sampah;
- Danone 24 sampah;
- Sari Food Incofood Corporation 18 sampah
- Orang Tua 16 sampah;
- Unilever 12 sampah;
- Mayora 12 sampah;
- Garudafood 10 sampah;
- Jaya Prima Abadi 10 sampah;
BRUIN akan menindaklanjuti temuan ini dengan advokasi untuk meminta pertanggungjawaban produsen atas sampah produk mereka sesuai dengan regulasi yang ada. “Tim kami berhasil mengidentifikasi asal muasal sampah, mengetahui karakteristik sampah plastik, serta melakukan kompilasi data atas temuan sampah tersebut,” kata dia.
Ia menyebutkan berseraknya sampah ini diduga karena rendahnya kesadaran pengunjung wisata menjaga kebersihan. Selain itu karena minimnya fasilitas pengumpulan sampah di kawasan wisata itu.