Ada Sinar Mas di Perusahaan Pulp Terbesar Kanada
Penulis : Kennial Laia
Hutan
Kamis, 09 November 2023
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Auriga Nusantara dan Greenpeace Kanada melayangkan keluhan kepada Forest Stewardship Council (FSC). Kedua organisasi pemerhati lingkungan tersebut meminta FSC tidak mengeluarkan sertifikat dan mengakui hubungan Paper Excellence dengan Asia Pulp & Paper (APP) - Sinar Mas.
Hasil investigasi Greenpeace Kanada dan organisasi masyarakat sipil lainnya pada Oktober 2022 menunjukkan Paper Excellence merupakan anak perusahaan APP yang dikendalikan perusahaan induk yang sama, yakni Sinar Mas Group.
Timer Manurung, Ketua Auriga Nusantara, mengatakan APP dan Sinar Mas memiliki rekam jejak buruk dalam perusakan hutan hujan tropis yang sudah dikenal luas di dunia. Namun, perusahaan tersebut masih beroperasi dengan lisensi FSC. Sementara itu Paper Excellence terus mengembangkan sayap bisnisnya dengan mengakuisisi berbagai perusahaan pulp untuk menjadi yang terbesar di Kanada.
“Sudah terlalu lama Sinar Mas memperluas operasinya di Amerika Utara tanpa ada konsekuensi dari FSC,” kata Timer, Rabu, 8 November 2023.
“Untuk menjaga kredibilitasnya, kami minta FSC menerapkan kebijakannya dengan tegas dan melepaskan diri dari Paper Excellence serta mengakui adanya hubungan Paper Excellence dengan APP yang memiliki rekam jejak buruk dalam hal deforestasi di Indonesia,” ujarnya.
Dalam pengaduannya, kedua organisasi itu mengatakan bahwa Paper Excellence mengakuisisi Domtar, salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di Amerika Utara, pada 2021. Langkah ini dilanjutkan dengan mengakuisisi Resolute Forest Products, perusahaan penebangan kayu raksasa lainnya, pada tahun ini. Kini Paper Excellence memiliki 42 pabrik pulp, kertas, dan penggergajian dengan sertifikasi FSC di Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis.
Di Kanada, perusahaan ini beroperasi di lima provinsi dan mengelola 22 juta hektare lahan hutan. Termasuk sekitar 7,3 juta hektare di Quebec dan Ontario yang berlisensi FSC.
FSC merupakan lembaga sertifikasi internasional yang memberikan pengakuan kepada perusahaan dan produsen kayu, pulp, dan komoditas hutan lainnya yang dinilai telah menjalankan manajemen yang bertanggung jawab berbasis keberlanjutan.
Tidak hanya itu, Paper Excellence bahkan menduduki kursi di Dewan Direksi FSC Kanada melalui perusahaan yang diakuisisinya yakni Resolute Forest Products.
Bukti-bukti yang ditemukan pada investigasi tersebut berupa pengajuan perusahaan, pendaftaran pelobi, dan dokumentasi resmi pemerintah. Sebelumnya, pada Maret 2023, International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) diikuti beberapa organisasi media Kanada mengukuhkan temuan-temuan tersebut.
Bukti-bukti itu kemudian mendorong Greenpeace Kanada bersama Auriga Nusantara melayangkan komplain dan meminta kepada FSC Pusat yang bermarkas di Jerman untuk mengakui hubungan Paper Excellence dengan APP. Mereka juga meminta agar FSC tidak mengeluarkan sertifikat untuk perusahaan tersebut.
FSC juga diminta untuk memutuskan hubungan dengan Paper Excellence dan afiliasinya. Desakan ini berdasarkan kebijakan FSC, yang melarang bisnis perusahaan anggotanya terhubung dengan perusahaan induk, anak perusahaan, maupun perusahaan seinduknya (sister company) yang melanggar kebijakan FSC, khususnya yang melakukan praktik-praktik perusakan hutan seperti yang dilakukan APP.
“FSC sudah saatnya mengambil keputusan tegas. Membiarkan pengambilalihan hutan oleh perusahaan penebangan kayu raksasa multinasional atau bersikap jujur kepada publik. Karena lebih dari 10.000 warga Kanada telah meminta Paper Excellence untuk transparan dan seruan mereka kian keras,” kata Shane Moffatt, Head of the Food and Nature Campaign Greenpeace Kanada.
Sebelumnya, pada Oktober 2019 Auriga Nusantara juga sempat mengirimkan surat kepada Direktur Jenderal FSC dan Ketua Dewan Direktur Internasional mengenai keterlibatan pemilik Paper Excellence, Jackson Wijaya di APP. Meski mengakui adanya keterkaitan tersebut, FSC tetap mengizinkan pabrik Paper Excellence mempertahankan sertifikasinya.
Pada tahun 2007, FSC pernah memutuskan hubungan dengan APP secara resmi. Keputusan tersebut akibat dari keterlibatan APP dalam perusakan lingkungan.