Mengapa Konferensi Iklim COP28 Penting?
Penulis : Kennial Laia
Perubahan Iklim
Selasa, 28 November 2023
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Conference of Parties (COP) adalah pertemuan iklim tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB. Pertemuan tahun ini memasuki tahun ke-28, sehingga disebut COP28. Di sini pemerintah dari seluruh dunia akan membahas cara membatasi kenaikan suhu dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan iklim di masa depan.
KTT iklim tahun ini diadakan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), mulai 30 November hingga 12 Desember 2023. Pertemuan tahunan ini digelar di tengah berbagai bencana yang terjadi akibat pemanasan global, dan kenaikan suhu yang menembus rekor sepanjang tahun ini saja.
Kontroversi COP28 di Dubai
Terpilihnya UAE sebagai lokasi perhelatan COP 28 menimbulkan kontroversi lantaran termasuk dalam 10 negara penghasil minyak terbesar di dunia. Mereka juga menunjuk kepala eksekutif perusahaan minyak milik negara ADNOC, Sultan Al Jaber, sebagai presiden COP28.
Minyak, seperti gas dan batu bara, adalah bahan bakar fosil. Bahan bakar ini merupakan penyebab utama perubahan iklim karena melepaskan gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. Salah satunya karbon dioksida, yang dihasilkan saat pembakaran untuk energi.
Pada berbagai media, Al Jaber mengatakan dirinya memiliki posisi yang tepat untuk mendorong aksi dari industri minyak dan gas. Sebagai pimpinan perusahaan energi terbarukan Masdar, ia juga mengawasi perluasan teknologi ramah lingkungan seperti tenaga angin dan surya. Namun pada 27 November 2023, BBC melaporkan dokumen pengarahan yang bocor yang mengungkap rencana UAE untuk membahas kesepakatan bahan bakar fosil dengan 15 negara pada KTT iklim tersebut.
“Kita sudah dan tengah mengalami bencana iklim dan hak asasi manusia yang disebabkan oleh bahan bakar fosil, namun sejak Sultan Al Jaber ditunjuk sebagai presiden COP28 pada bulan Januari, ADNOC telah meluncurkan rencana ekspansi yang ambisius, yang sepenuhnya tidak sejalan dengan perlindungan iklim dan hak-hak masyarakat atas sumber daya alam, lingkungan yang bersih, sehat dan lestari,” kata Amnesty International.
“Seruan kami kepada Sultan Al Jaber untuk mundur dari perannya di ADNOC jika dia ingin memimpin pertemuan puncak yang sukses tetap sah,” tambah organisasi tersebut.
Mengapa COP 28 penting?
COP 28 diharapkan dapat membantu mewujudkan tujuan membatasi kenaikan suhu global jangka panjang hingga 1,5C. Hal ini disetujui oleh hampir 200 negara pada perhelatan COP21 di Paris pada 2015.
Target 1,5C sangat penting untuk menghindari dampak perubahan iklim yang paling merusak, menurut badan iklim PBB, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).
Pemanasan jangka panjang saat ini mencapai sekitar 1,1C atau 1,2C dibandingkan dengan masa pra-industri – periode sebelum manusia mulai menggunakan bahan bakar fosil dalam skala besar.
Namun, dunia diperkirakan akan mengalami pemanasan sebesar 2,5C pada 2100, bahkan dengan adanya komitmen untuk mengatasi emisi saat ini. Peluang untuk mempertahankan batas 1,5C "menyempit dengan cepat", kata PBB dalam pernyataan resminya.
Apa saja topik diskusi di COP28?
Di COP28, negara-negara akan membahas topik utama. Salah satunya terkait target dalam Perjanjian Paris yang mewajibkan pemerintah untuk membatasi suhu jauh di bawah 2C di atas tingkat pra-industri, atau mempertahankan di level 1,5C.
Terkait target tersebut, COP28 juga akan membahas kemajuan yang dibuat oleh negara-negara terkait komitmen iklimnya dalam mengurangi emisi, yang tercakup di dalam dokumen nasional Nationally Determined Contributions (NDC).
Topik berikutnya adalah terkait peralihan dari batu bara (phase out coal), dan mempercepat peralihan ke sumber energi bersih, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebelum 2030.
COP28 juga akan membahas dana iklim, yang perlu disalurkan dari negara kaya ke negara miskin. Selama konferensi berlangsung, peran dan dukungan World Bank dan institusi keuangan lainnya serta pihak swasta juga akan dibahas untuk mendukung negara berkembang menuju ekonomi rendah karbon. Sebagai catatan, negara miskin dan berkembang selama ini mengalami dampak terburuk dari krisis iklim namun tidak memiliki sumber daya maupun akses finansial yang memadai dibandingkan negara maju.
Ada pula diskusi tematik seperti pangan, kesehatan, emisi metana, kerugian dan kerusakan (loss and damage).
Siapa saja yang akan datang ke COP28?
Lebih dari 200 negara diundang untuk berpartisipasi dalam konferensi ini. Namun pemimpin negara penghasil emisi terbesar dan kaya di dunia tidak akan hadir, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping. Sementara itu Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dan Perdana Menteri India, Narenda Modi, akan hadir. Presiden Joko Widodo juga akan menghadiri konferensi tersebut.
Selain kepala pemerintahan dan delegasi negara, yayasan dan organisasi sipil, komunitas, think tank, dan sektor bisnis juga akan bergabung. Sebagai catatan, pada COP27 di Mesir tahun lalu, dilaporkan ratusan delegasi yang terkait dengan energi fosil turut hadir.
Akankah COP28 membawa perubahan?
Kritik terhadap COP sebelumnya, termasuk juru kampanye Greta Thunberg, menuduh KTT tersebut melakukan “greenwashing”: yaitu, negara dan dunia usaha mempromosikan kredensial iklim mereka tanpa melakukan perubahan yang diperlukan.
Namun seiring berkumpulnya para pemimpin dunia, KTT ini menawarkan potensi perjanjian global yang melampaui ukuran nasional. Misalnya, batas pemanasan 1,5C, yang disepakati di Paris pada COP21, telah mendorong “aksi iklim yang hampir universal”, menurut PBB.