Terjadi 787 Konflik Satwa dan Manusia di Aceh, Pidie Juaranya

Penulis : Aryo Bhawono

Satwa

Sabtu, 02 Desember 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Sebanyak 787 konflik satwa dengan manusia terjadi di Aceh dalam rentang 2019 hingga Oktober 2023. Pidie tercatat sebagai daerah dengan konflik satwa terbanyak. 

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Gunawan Alza memaparkan, konflik tersebut antara manusia dan satwa liar yang dilindungi, seperti gajah, harimau, dan orangutan. Konflik dengan gajah yang paling banyak, dengan 583 kejadian dalam lima tahun terakhir.

"Itu data yang tercatat di BKSDA Aceh. Tetapi ada juga data yang tidak tercatat, karena ada beberapa warga sudah bisa menangani secara mandiri, sehingga tidak melaporkan lagi kejadiannya ke BKSDA," kata dia seperti dikutip dari Antara (2/12).

Tercatat ada 106 konflik dengan gajah pada 2019, 111 konflik pada 2020, 145 pada 2021, 136 pada  2022, dan 85 kejadian pada Januari-Oktober 2023. "Paling banyak terjadi di Pidie, ada 145 kejadian, disusul Aceh Jaya 86, Aceh Timur 67, Aceh Barat 33, Bener Meriah 30, dan Aceh Selatan 27 kejadian," ujarnya.

Tiga harimau sumatera yang ditemukan mati terkena jerat di lokasi yang sama di Desa Ie Buboh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan./Foto: BKSDA Aceh

BKSDA juga mencatat interaksi negatif antara manusia dan harimau sumatera sebanyak 113 kejadian selama 5 tahun terakhir. Masing-masing 9 kejadian pada 2019, 39 pada 2020, 33 kejadian 2021, 20 kejadian 2022, dan 12 kejadian pada Januari-Oktober 2023.

Ia menyebut interaksi manusia dan harimau sumatera paling sering terjadi di Aceh Selatan, tercatat 38 kejadian, lalu di Aceh Timur 14 kejadian, dan 10 kejadian di Subulussalam.

"Memang tinggi di Aceh Selatan, apalagi sering akhir-akhir ini terdengar kabar kemunculan harimau di pinggir jalan. Sebenarnya itu kebiasaan harimau betina yang sedang beranak untuk menghindari harimau jantan," katanya.

Konflik manusia dengan orangutan tercatat 91 kejadian. Sebanyak 29 tercatat pada 2019, 23 kejadian 2020, 22 kejadian pada 2021, 8 kejadian pada 2022, dan 9 kejadian pada Januari-Oktober 2023.

Konflik orang dan orautan paling sering terjadi di Aceh Selatan, yakni 35 kejadian, lalu 28 kejadian di Subulussalam, 12 Aceh Tamiang, dan 10 kejadian di Aceh Tenggara.

BKSDA Aceh telah melakukan upaya untuk menghindari terjadinya konflik semacam ini. Mereka memasang kalung GPS sebagai sistem peringatan dini pada 18 perwakilan kelompok gajah liar.