116 Negara Berjanji Lipatduakan Energi Terbarukan di COP28

Penulis : Gilang Helindro

Energi

Rabu, 06 Desember 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Sebanyak 116 negara berjanji untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukannya pada 2030. Janji tersebut disampaikan pada pertemuan iklim PBB ke-28, COP 28 (Conference of the Parties ke-28 di Dubai, UEA, demi menekan krisis iklim yang terjadi karena emisi gas rumah kaca.

Presiden COP28, Sultan Al Jaber mengatakan, janji yang disebut sebagai Global Decarbonization Accelerator (GDA) ini merupakan salah satu dari sejumlah pengumuman COP28 yang bertujuan untuk mendekarbonisasi sektor energi. Seperti diketahui, sektor energi merupakan sumber dari sekitar tiga perempat emisi gas rumah kaca global. Inisiatif-inisiatif ini juga mencakup pengembangan tenaga nuklir, pengurangan emisi metana, dan penghentian pendanaan swasta untuk tenaga batu bara.

"Inisiatif-inisiatif ini dapat dan akan membantu transisi dunia dari batu bara yang tidak berkelanjutan," kata Al-Jaber pada Ahad, 3 Desember 2023. 

Deklarasi GDA yang dimotori Uni Eropa, Amerika Serikat, dan UEA ini juga menyebutkan bahwa peningkatan tiga kali lipat energi terbarukan akan membantu menghilangkan bahan bakar fosil yang menghasilkan CO2 dari sistem energi dunia paling lambat pada 2050. 

PLTS terapung Cirata di Purwakarta, Bandung Barat. Dok BKPM

Para pendukung deklarasi ini termasuk Brasil, Nigeria, Australia, Jepang, Kanada, Cile, dan Barbados. Cina dan India telah mengisyaratkan dukungan untuk melipatgandakan energi terbarukan hingga tiga kali lipat pada 2030. Namun, keduanya tidak mendukung keseluruhan janji yang mengaitkan peningkatan energi bersih dengan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.

Sementara itu Uni Eropa dan UEA ingin agar janji energi terbarukan ini dimasukkan dalam keputusan akhir KTT Iklim PBB COP28, untuk menjadikannya sebagai tujuan global. Hal ini akan membutuhkan konsensus di antara hampir 200 negara yang hadir.

Ikrar tersebut juga menyerukan penghentian penggunaan energi batu bara yang tidak berkelanjutan dan penghentian pembiayaan pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru. 

“Ikrar ini juga mencakup target untuk menggandakan tingkat efisiensi energi global pada tahun 2030,” ungkap Al Jaber.