Transisi ke Ekonomi Hijau Buka 19,4 Juta Lapangan Kerja

Penulis : Gilang Helindro

Lingkungan

Jumat, 22 Desember 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Center for Energy and Low Carbon Innovation Studies (CELIOS) dan Greenpeace Indonesia meluncurkan usulan kebijakan (policy brief) berjudul Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik. Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS mengatakan transisi energi bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal keadilan. 

“Kami ingin memastikan bahwa transisi energi tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca. tapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat,” kata Bhima, Selasa, 19 Desember 2023.

Transisi ke ekonomi hijau, kata Bhima, diperkirakan bisa membuka 19,4 juta lapangan kerja baru dari berbagai sektor yang berkaitan dengan pengembangan energi terbarukan, pertanian, kehutanan, perikanan, dan jenis-jenis industri ramah lingkungan lainnya. Karenanya, ujarnya, Indonesia harus konsisten transisi ke ekonomi hijau. "Dampaknya sangat besar,” ungkap Bhima.

Bhima bilang, selain menciptakan lapangan kerja baru, ekonomi hijau diyakini mampu memberikan pajak bersih hingga Rp 80 triliun dari sebelumnya Rp 34,8 triliun dari ekonomi ekstraktif. Pajak bersih merupakan nilai pajak dikurangi aneka subsidi.

Aktivis Greenpeace Indonesia membentangkan banner dengan pesan “Quit Coal”, saat mereka memblokade crane yang akan memuat batu bara di PLTU batu bara Cirebon, Jawa Barat. Foto: Ardiles Rante

Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, mengatakan ekonomi hijau menjadi upaya bersama untuk mengusung transformasi ekonomi Indonesia. 

“Pada saat Indonesia menerapkan ekonomi hijau secara masif dan menyeluruh, ini pastinya akan memberi peluang baru untuk aktivitas perekonomian Indonesia. Peluang baru ini nanti akan berkontribusi untuk akselarasi pertumbuhan ekonomi di masa depan, ” ungkap Amalia.

Dalam policy brief ini, CELIOS dan Greenpeace merekomendasikan: 

  1. Mendorong restorative economy
  2. Menempatkan circular economy sebagai motor baru pertumbuhan
  3. Mempersiapkan transisi pekerja
  4. Energi terbarukan berbasis komunitas
  5. Implementasi IFRS-2 Climate-related disclosure bagi perusahaan publik 
  6. Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) khusus sektor ekonomi hijau 
  7. Pembentukan APBN Hijau (asumsi makro beyond dari asumsi konvensional) 
  8. Paket stimulus ekonomi hijau
  9. Percepatan implementasi SDG Desa melalui refocussing dana desa 
  10. Memastikan taksonomi hijau tidak memberikan ruang penyaluran kredit bertajuk hijau dan transisi bagi sektor tambang 
  11. Pembangunan PLTU baru di kawasan industri.