Luhut Minta Kecelakaan PT ITSS Ditelisik, Beri Waktu 2 Pekan

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Tambang

Selasa, 02 Januari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepolisian segera mengambil tindakan tegas terhadap PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), atas insiden ledakan yang terjadi di smelter nikelnya, yang beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah, jelang Natal 2023 kemarin. Berdasarkan hasil investigasi awal, terdapat dugaan pelanggaran standard operating procedure (SOP) oleh perusahaan itu.

“Saya minta Polri bertindak cepat dan tegas jika ada bukti pelanggaran oleh perusahaan. Kejadian serupa di GNI tahun lalu sudah menjadi pelajaran bahwa kita serius dalam menegakkan hukum demi keselamatan pekerja. Pokoknya kita tidak mau main-main dengan keselamatan manusia,” kata Menko Luhut, dalam keterangan resmi, Jumat (29/12/2023).

Dilansir dari rilis resmi Kemenko Marves, laporan terakhir menyebutkan kejadian ini telah memakan korban 19 orang meninggal (11 TKI dan 8 TKA), 29 luka berat, dan 11 luka ringan. Berdasarkan hasil kunjungan Tim Kemenko Marves, diketahui pihak perusahaan telah memberikan santunan sebesar Rp600 juta untuk korban yang meninggal dunia, di luar santunan dari BPJS.

Disebutkan, dari hasil investigasi awal, terdapat indikasi tindakan pelanggaran SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan, akibatnya terjadi kecelakaan dan korban jiwa. Namun, untuk kesimpulan akhir, Menko Luhut telah meminta kepada Kapolda Sulawesi Tengah untuk menyelesaikan penyidikan tersebut dalam waktu dua pekan dan meminta tindakan tegas dari Polri terhadap setiap pelanggaran hukum yang teridentifikasi.

“Saya ingin mengingatkan bahwa negara kita memiliki regulasi yang jelas dan tegas. Siapa pun yang melanggar akan menghadapi hukum yang berlaku. Ini bukan hanya tanggung jawab Polri, tapi semua K/L terkait harus bekerja sama dalam upaya penegakan ini,” ujar Luhut.

Kecelakaan kerja di smelter kerap

Sebelumnya, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional, Melky Nahar menyebut ledakan tungku smelter nikel PT ITSS di areal PT IMIP ini adalah fenomena puncak gunung es yang terus dibiarkan.

“Ini bukan kejadian pertama, tetapi sudah berulang. Dan, fenomena yang sama terjadi di banyak kawasan industri nikel di Indonesia,” tutur Melky Nahar, 24 Desember 2023 lalu.

Kecelakaan kerja kembali terjadi di Smelter PT IMIP Morowali, Minggu, 24 Desember 2023. Foto: Istimewa/JatamSulteng

Menurut catatan Trends Asia, kata Melky, selama kurun 2015-2022, 53 orang tewas karena kecelakaan kerja di IMIP. 75 persen korban adalah tenaga kerja lokal dan sisanya, tenaga kerja China.

Menurut Jatam Sulawesi Tengah (Sulteng), jumlah korban kematian di kawasan industri nikel ini sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, hanya saja perusahaan seringkali terutup, cenderung sembunyikan informasi. Ini sejalan dengan pemerintah yang abai, tak tegas.

“Para karyawan ketakutan memberikan informasi kecelakaan, karena konsekuensinya mereka akan mendapatkan surat peringatan atau bahkan langsung dipecat,” tutur Moh. Taufik, Dinamisator Jatam Sulteng.

Taufik menyebutkan, selain mempunyai catatan buruk soal keselamatan karyawannya, Jatam menyebut PT ITSS juga punya catatan buruk soal kebebasan beribadah untuk para karyawan. Pada 21 Mei 2017, seorang petinggi PT ITSS melarang karyawannya melakukan Shalat Jumat berjamaah dengan dalih kalau para karyawan pergi bersamaan lalu bagaimana pekerjaan di tempat itu.

Selain persoalan ini, kata Taufik, PT ITSS juga disinyalir banyak menyelundupkan karyawan ilegal dari Cina melalui jalur tersembunyi.

Taufik menambahkan, kesenjangan perlakuan antara karyawan Cina dan Indonesia juga terjadi di perusahaan ini. Banyak kejadian karyawan Indonesia yang diberi makanan sudah tidak layak konsumsi. Selain itu, gaji karyawan Cina juga tiga sampai empat kali lebih besar dari karyawan Indonesia.

Imam Shofwan, dari Kepala Riset Jatam menmbahkan, persoalan-persoalan keselamatan kerja yang buruk ini tak hanya dimonopoli IMIP, namun juga buruk di pusat-pusat smelter nikel di Indonesia lainnya. Dari GNI, VDNI, dan OSS, IWIP, hingga smelter-smelter di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Jelang Natal tahun lalu, misalnya, di smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali Utara, Nirwana Selle, TikToker beken dan operatar alat berat PT GNI, terjebak dalam kebakaran smelter PT GNI bersama seorang temannya I Made Defri Hari Jonathan. Mereka berdua meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Penanganan kasus-kasus semacam Nirwana Selle ini buruk dan cenderung menyalahkan korban dan berbelit-belit terkait uang kematian, menyebabkan kemarahan para karyawan dan pecah dalam pemogokan karyawan PT GNI pada 14 Januari 2023 dan menewaskan tiga karyawan GNI.

Hingga saat ini, hasil investigasi kepolisian terkait peristiwa pemogokan berdarah ini tak pernah dikeluarkan untuk publik. Ratusan aparat keamanan yang diturunkan ke lapangan pascakejadian tidak untuk melindungi hak-hak keselamatan para pekerja namun melulu hanya untuk kepentingan keberlangsungan produksi nikel.

Menurut Imam, beberapa hari setelah kejadian, pihak kepolisian mengumumkan situasi sudah kondusif, dan PT GNI beroperasi seperti semula. Namun hingga hari ini tak ada laporan siapa nama korban dari peristiwa tersebut

“Jatam saat itu, menuntut penghentian operasi GNI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait aktivitas GNI, namun tak didengarkan oleh aparat,” kata Imam.

Imam melanjutkan, hilirisasi nikel yang menjadi program andalan Presiden Jokowi ini telah memakan korban. Tak hanya korban nyawa, tapi juga kemiskinan warga sekitar smelter nikel. Smelter nikel IMIP di Morowali, misalnya, menyebabkan wilayah tangkap ikan nelayan di Kurisa, Fatufia, menghilang.

“Hal ini disebabkan oleh laut yang dibuangi limbah PLTU IMIP 24 jam tiap hari dan tujuh hari tiap minggu non stop, sejak PLTU beroperasi di sana tahun 2015,” ucap Imam.

Selain itu, imbuh Imam, lahan pertanian warga Bahomakmur juga tidak lagi produktif sejak smelter nikel beroperasi di dekat desa. Yang mana tanaman padi yang baru ditanam langsung mati, apabila terkena air kuning yang dihasilkan dari tambang nikel. Selama sepuluh tahun terakhir warga tak lagi bisa menanam padi.

Kerusakan akan terus berlanjut

Jatam memandang kerusakan lingkungan akibat hilirisasi nikel akan terus lanjut. Dari ketiga pasangan capres-cawapres yang akan bertarung dalam Pemilu 2024 besar kemungkinan akan melanjutkan program hilirisasi Jokowi ini.

Berdasakan dokumen visi-misi Prabowo-Gibran, misalnya, mereka tak hanya akan melanjutkan hilirisasi nikel namun akan mengembangkan hilirisasi bauksit, tembaga, timah, produk maritim.

Pasangan Ganjar dan Mahfud juga hendak melanjutkan program hilirisasi Jokowi. Mereka akan mendorong hilirisasi pertambangan, perkebunan, pertanian dan perikanan.

Pasangan Anis dan Muhaimin juga menyusun sejumlah agenda strategis yang meliputi pengembangan delapan kawasan di Indonesia. Salah satunya, mendorong industrialisasi hasil bumi untuk meningkatkan nilai tambah produk dan menjadikan Sulawesi sebagai pusat coklat dunia, basis nikel nasional dan lumbung pangan nasional.

Bisa dibilang ketiga kandidat ini melulu bicara soal untung dan nilai tambah dari hilirisasi yang mereka canangkan. Tak satupun kandidat yang bicara terkait keselamatan kerja, dan nyawa manusia yang dikorbannya akibat hilirisasi yang buru-buru dan merusak dalam kecepatan penuh.

"Begitupun, persoalan kerusakan lingkungan dan hilangnya sumber-sumber kehidupan warga sekitar proyek hilirisasi ini, juga tak satupun yang menjadi perhatian dari tiga kandidat," ujar Melky.

Melky bilang, Jatam menuntut Presiden Jokowi untuk segera melakukan audit/evaluasi atas seluruh tindakan kejahatan PT IMIP terhadap buruh, warga terdampak, maupun lingkungan hidup. Kemudian segera lakukan proses hukum atas kejahatan PT IMIP, terutama terkait dugaan pelanggaran hukum dalam ketenagakerjaan, lingkungan hidup dan warga yang terdampak.

"Menuntut presiden untuk segera perintahkan PT IMIP agar melakukan pemulihan  sosial-ekologis atas segala kerusakan yang telah terjadi," kata Melky.