Pemerintah Habiskan 6,5 Triliun untuk Rehabilitasi Mangrove
Penulis : Gilang Helindro
Konservasi
Kamis, 11 Januari 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Demi karbon biru, Pemerintah Indonesia mempercepat rehabilitasi mangrove melalui program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR). Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti dalam Konferensi Pers Evaluasi Kinerja 2023 Menuju Indonesia Emas 2045 menyebut, Indonesia telah menanam lebih dari 265 juta mangrove sejak 2020. Pelaksanaan program M4CR dilaksanakan sejak awal 2023 hingga 2027 dengan dana hibah US$ 419 juta atau Rp 6,5 triliun.
“Hampir 90 ribu hektare dan sisanya akan dilaksanakan dalam dua tahun ke depan. Ini didukung juga oleh mitra strategis internasional antara lain World Bank,” kata Nani, dikutip Selasa, 9 Januari 2024.
Nani mengatakan, pada tahap awal, proyek dilaksanakan di empat provinsi antara lain, seperti Riau dengan luas mangrove 5.866 hektare, Sumatra Selatan luas mangrove sebesar 7.904 hektare, Kalimantan Utara luas mangrove sebesar 25.543 hektare, dan Kalimantan Timur luas mangrove sebesar 35.687 hektare.
Menurut Nani, program M4CR diharapkan dapat melindungi dan memulihkan ekosistem mangrove yang terdegradasi, meningkatkan manfaat jasa ekosistem, penyimpanan karbon, dan habitat spesies, serta mengurangi risiko bencana bagi masyarakat pesisir. Program ini akan berkontribusi pada target Pemerintah Indonesia untuk mengubah sektor tata guna lahan sebagai serapan karbon bersih pada tahun 2030.
Program Rehabilitasi Mangrove Nasional merupakan prioritas Presiden Indonesia dan bertujuan untuk merehabilitasi 600 ribu hektare mangrove yang terdegradasi hingga tahun 2024.
“Di mana 200 ribu hektare direstorasi (penanaman) dan 400 ribu hektare dikonservasi dan ini terus bergerak sampai akhir 2023,” ungkapnya.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional yang resmi dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2021, total luas ekosistem mangrove Indonesia mencapai 3.364.076 hektare atau 20,37 persen dari total luas dunia.
Menurut Center for International Forestry Research (Cifor), kawasan mangrove mampu menyimpan karbon lima kali lebih banyak per hektare dibandingkan dengan hutan tropis dataran tinggi.
Selain itu, mangrove memiliki berbagai manfaat. Sistem akar mangrove yang kuat dan kompleks dapat mencegah abrasi.
Mangrove juga dapat melindungi masyarakat pesisir dan bentang alam di dalamnya dari peristiwa cuaca ekstrem, seperti angin topan. Mangrove sering disebut sebagai solusi berbasis alam, istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan pemanfaatan kekuatan yang sudah ada di alam untuk mengurangi atau beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Kekuatan terbesar kawasan mangrove adalah kemampuannya dalam menangkap dan menyimpan karbon.