Ancaman Terbesar 2024: Cuaca Ekstrem dan Misinformasi

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Jumat, 12 Januari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF) menyatakan cuaca ekstrem dan misinformasi kemungkinan besar akan memicu krisis global dalam beberapa tahun ke depan. Survei ini dirilis Rabu, 10 Januari 2024. 

Dalam laporan tersebut, cuaca ekstrem diidentifikasi sebagai risiko terbesar pada 2024. Misinformasi dan disinformasi menempati urutan kedua dan dianggap sebagai risiko paling parah dalam dua tahun ke depan. 

Hal ini dapat menjadi ancaman tersendiri ketika miliaran orang akan datang ke tempat pemungutan suara pada tahun pemilu terbesar dalam sejarah.

Negara-negara ekonomi besar mulai dari Amerika Serikat, India, Indonesia, dan Meksiko akan mengadakan pemilu tahun ini, sehingga para pemimpin industri dan politik bergantung pada jajak pendapat dan perkiraan untuk menilai seperti apa kebijakan lingkungan pada 2025.

Kondisi pemukiman penduduk di Erfstadt-Blessem, selatan provinsi Cologne, Jerman, setelah banjir bandang minggu lalu. Foto: Sascha Steinbach/EPA

“Meluasnya penggunaan misinformasi dan disinformasi, serta alat untuk menyebarkannya, dapat melemahkan legitimasi pemerintah yang baru terpilih,” tulis laporan tersebut.

“Kerusuhan yang diakibatkannya dapat berkisar dari protes dengan kekerasan dan kejahatan rasial hingga konfrontasi sipil dan terorisme,” tambah laporan tersebut, yang disusun dalam kemitraan dengan Zurich Insurance Group dan Marsh McLennan menjelang pertemuan tahunan WEF minggu depan.

Para ahli risiko dalam laporan tersebut memperingatkan, dalam kurun waktu 10 tahun, risiko lingkungan termasuk hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan penting pada sistem bumi menduduki peringkat teratas, diikuti oleh misinformasi, disinformasi, dan dampak buruk dari kecerdasan buatan (AI).

Sementara itu, dua pertiga pakar risiko yang disurvei memperkirakan tatanan dunia yang multipolar atau terfragmentasi akan muncul dalam dekade mendatang, “di mana kekuatan menengah dan besar saling bersaing, menetapkan dan menegakkan aturan dan norma regional”, kata survei tersebut.

Dalam siaran pers, Selasa, 9 Januari 2024, Presiden WEF Borge Brende mengatakan bahwa pertemuan tahunan WEF ke-54 di resor ski Davos, Swiss, akan diadakan dengan latar belakang geopolitik yang paling rumit hingga saat ini, mulai dari perang di Gaza dan Ukraina hingga meningkatnya utang dan biaya hidup.

Pandangan pesimistis survei ini kemungkinan besar dipicu oleh serangkaian risiko yang muncul dalam empat tahun terakhir yang berdampak buruk terhadap masyarakat, kata John Scott, kepala risiko keberlanjutan di Zurich Insurance Group, menyoroti pandemi COVID-19 dan lockdown hingga invasi Rusia ke Ukraina. 

“Hal ini merupakan pukulan demi pukulan yang menimpa rantai pasokan global,” tambah Carolina Klint, Chief Commercial Officer untuk Eropa di Marsh McLennan.