Mengurangi Polusi Bantu Sembuhkan Terumbu Karang
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Kelautan
Minggu, 14 Januari 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Meningkatnya suhu akibat perubahan iklim menimbulkan ancaman baru terhadap terumbu karang di seluruh dunia, namun studi baru di Laboratorium Florida Tech menemukan bahwa mengelola kondisi di tingkat lokal, seperti mengurangi polusi dan makroalga, dapat membantu pemulihan terumbu karang setelah gangguan.
Temuan Andrew Walker, asisten peneliti Chelsey Kratochwill, dan profesor Rob van Woesik diterbitkan dalam Global Change Biology dalam makalah berjudul Past Disturbances and Local Conditions Influence The Recovery Rates of Coral Reefs.
“Kami mulai menguji apakah kondisi lokal akan berdampak pada tingkat pemulihan karang setelah badai dan gelombang panas laut dari tahun 1977 hingga 2020,” kata Walker.
Para peneliti menemukan dalam survei terhadap hampir 2.000 lokasi penelitian di Samudera Pasifik, Hindia, dan Atlantik bahwa kondisi yang menguntungkan seperti air bersih dan sedikit pertumbuhan rumput laut, pada kenyataannya, membuat terumbu karang dapat pulih dengan cepat.
“Mayoritas terumbu karang di Samudera Hindia dan Pasifik mempertahankan tingkat pemulihan yang tinggi selama tiga dekade terakhir, namun tingkat pemulihan terumbu karang di Samudera Atlantik telah menurun secara signifikan sejak tahun 1970-an,” kata Walker.
Robert van Woesik, yang mengepalai Institute for Global Ecology di Florida Tech mengatakan secara keseluruhan, hasil baru ini menegaskan manfaat pengelolaan terumbu karang secara efektif secara lokal. Seiring dengan meningkatnya ancaman perubahan iklim di seluruh dunia, mengidentifikasi terumbu karang lokal dan wilayah lautan dengan tingkat pemulihan yang tinggi sangatlah penting untuk melindungi terumbu karang dan menjamin masa depan terumbu karang.
"Dan mengidentifikasi faktor-faktor pendorong lingkungan di balik tingkat pemulihan sangat penting untuk memprediksi perubahan pada terumbu karang,” kata van Woesik.
“Penelitian kami memberi insentif pada perlindungan dan konservasi secara lokal, bersamaan dengan pengurangan gas rumah kaca secara global, seiring dengan terus memanasnya lautan,” imbuhnya.