Loh, Target EBT 2025 Diturunkan Jadi 17-19% Karena Energi Fosil?

Penulis : Kennial Laia

Energi

Selasa, 23 Januari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Pemerintah berencana merevisi target bauran energi baru terbarukan (EBT). Target yang seharusnya tercapai 23% pada 2025, menjadi 17-19%. Perubahan ini tercakup dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN). 

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, meskipun capaian energi terbarukan terus bertambah, produksi dan pemanfaatan energi fosil juga naik.

Mengutip laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang rilis pekan ini, energi fosil masih menjadi sumber utama bauran energi Indonesia pada 2023. Batu bara dan minyak bumi mendominasi, masing-masing di 40,46% dan 30,18%. Sementara itu bauran gas bumi sebesar 16,28%. Energi baru terbarukan paling rendah, yaitu 13,09%. 

"Target EBT di 2025 itu 23%, namun masalahnya itu ditekan pemakaian energi fosil yang juga bertambah," kata Djoko dalam konferensi pers di Kantor Dewan Energi Nasional, Jakarta, 17 Januari 2024. 

Pembangkit Tenaga Listrik di Kupang./Foto: Dok. EBTKE ESDM

"Revisi ini optimisnya (tercapai) di 17%, lalu pesimisnya di 19% untuk 2025," ujarnya. 

Target baru ini, kata Djoko, dapat tercapai jika pemerintah konsisten melakukan pensiun dini pembangkit listrik (PLTU) batu bara dan mengganti bahan bakarnya dengan biomassa atau co-firing. Co-firing tetap menggunakan batu bara, namun dicampur dengan biomassa pada rasio tertentu, seperti pelet kayu, limbah pertanian, dan kotoran ternak. 

"Memang kalau dilihat grafiknya enggak pernah mencapai target, di bawah target terus. Untuk target 17% kita yakin untuk 2025," kata Djoko.

Menurut Djoko, untuk mencapai target minimal ini, pemerintah dapat mengejarnya dengan mengoptimalisasi penggunaan energi bersih dan rendah karbon di semua sektor, termasuk transportasi dan kelistrikan. 

Dalam RPP KEN tersebut, peta jalan transisi energi menargetkan bauran energi primer mencapai 19-21% pada 2030. Kemudian naik 25-26% pada 2030, 38-41% pada 2040, dan 70-72% pada 2060. 

Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN Yunus Saefulhak mengatakan, perubahan terbesar terjadi pada target bauran EBT tahun 2060. Menurutnya pada PP KEN yang lama, porsi sebesar 70% masih berasal dari energi fosil. “Sekarang dibalik, 70 persen EBT, fosilnya jadi 30%," kata Yunus. 

Saat ini proses pembaharuan PP KEN dalam tahap harmonisasi oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Menteri ESDM selaku Ketua Harian DEN menargetkan Juni 2024 RPP KEN ini sudah selesai," kata Djoko.