Konflik dengan Warga, Dua Harimau di Aceh dan Sumbar Diselamatkan

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Senin, 05 Februari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Dua harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) terpaksa diamankan karena memangsa ternak warga. Masing-masing ditangkap di Aceh pada Jumat (2/2/2024) dan di Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (4/2/2024).

Penangkapan harimau di Aceh itu terjadi di Gempong Lawe Buluh Didi, Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Satwa dilindungi itu masuk dalam kandang perangkap yang sengaja dipasang oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Saat ditangkap harimau ini kondisinya sehat.

"Dari hasil pengamatan, harimau tersebut dalam kondisi sehat, tidak terdapat luka pada tubuh bagian luar," kata Gunawan Alza, Kepala BKSDA Aceh, Sabtu (3/2/2024), seperti dikutip dari Antara.

Gunawan mengatakan, untuk memastikan kondisi kesehatan harimau itu, tim medis dokter hewan akan mengecek dan melakukan observasi. Sembari menunggu hasil observasi tim BKSDA Aceh bersama mitra kerja akan melakukan serangkaian persiapan lepas liar harimau itu ke habitatnya.

Warga melihat harimau yang masuk kandang perangkap di Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (2/2/2024). Foto: Antara/HO-Dok Polsek Kluet Timur.

"Harimau sumatra tersebut berjenis kelamin betina. Satwa dilindungi ini untuk sementara ditempatkan di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser atau BBTNGL di Tapaktuan," kata Gunawan.

Pemasangan kandang jebak itu, kata Gunawan, dilakukan untuk mencegah interaksi negatif harimau sumatra di Kecamatan Kluet Timur, yang terjadi sejak dua bulan terakhir. Gunawan menjelaskan, harimau ini sering menampakkan diri di pemukiman penduduk di wilayah itu. Bahkan, menurut sejumlah laporan, si belang tersebut memangsa ternak milik masyarakat.

Interaksi negatif ini berpindah-pindah di sejumlah desa di Kluet Timur. Oleh karena itu, tim BKSDA bersama mitra berdiskusi dengan masyarakat dan perangkat desa serta unsur musyawarah pimpinan kecamatan sepakat untuk melakukan upaya translokasi, demi menyelamatkan satwa liar ini sekaligus mencegah kerugian masyarakat.

Sementara itu, di Sumbar, harimau sumatra juga masuk dalam kandang jebak yang dipasang BKSDA Sumbar di sebuah kebun pinang milik masyarakat di Jambak, Nagari Atas Desa Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.

"Harimau sumatra masuk dalam kandang jebak diketahui oleh petugas saat memeriksa kandang jebak yang kami pasang semenjak beberapa hari lalu," kata Antoni Vevri, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, dikutip dari Antara.

Antoni menuturkan, harimau yang sering muncul di Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman, ini segera dievakuasi menggunakan kandang transpor dan rencananya akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PHRSD) milik Yayasan Arasari Djojohadikusumo.

Ia mengakui, penanganan konflik satwa dengan manusia dilakukan sejak 2 Januari 2034, setelah ternak sapi warga dimangsa satwa liar itu. Setelahnya BKSDA Sumbar memasang tiga kandang jebak, dan setiap kandang itu dipasang kamera jebak untuk memantau keberadaan si harimau, selain menggunakan drone thermal pada malam dan siang hari.

"Penanganan konflik kami lakukan selama satu bulan dan banyak laporan warga selama penanganan itu. Kami berhasil menyelamatkan satwa dan mengamankan warga sekitar," kata Antoni.