Kelakuan ‘Nemo’ Terungkap: Tak Suka Ikan yang Garisnya Sama 

Penulis : Kennial Laia

Spesies

Minggu, 11 Februari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Berbeda dengan bintang film Finding Nemo garapan Disney, ikan badut di kehidupan nyata tidak tertarik berbagi rumah dengan anggota spesiesnya sendiri.

Dalam riset terbaru para peneliti mengatakan mereka menemukan bagaimana spesies ini mengusir tamu yang tidak diinginkan, dengan menghitung tanda putih vertikal pada ikan yang lain. 

Menurut penelitian sebelumnya, anemon laut yang umumnya menjadi rumah bagi ikan badut juga bisa menjadi rumah sementara bagi spesies lain – asalkan memiliki garis horizontal atau tidak ada garis sama sekali.

Namun, ikan badut pada umumnya tidak cenderung hidup bersama dengan ikan yang mempunyai tanda vertikal seperti miliknya. Sebaliknya eksperimen menunjukkan bahwa mereka lebih agresif terhadap model ikan dengan pola seperti itu.

Dalam sebuah eksperimen, ikan badut, salah satu karakter dalam film Disney, menunjukkan karakter yang lebih agresif terhadap spesies ikan dengan pola yang sama dengan mereka. Dok Wolfgang Polzer/Alamy

Para ilmuwan kini menemukan bahwa bukan hanya keberadaan garis-garis vertikal, namun jumlahnya juga membantu ikan badut untuk mengenali ikan sejenisnya.

Kina Hayashi, dari Institut Sains dan Teknologi Okinawa, penulis utama penelitian tersebut mengatakan, kemungkinan ada faktor lain selain garis vertikal putih yang penting dalam membedakan spesies yang sama.

“Tetapi eksperimen ini setidaknya menunjukkan bahwa jumlah garis vertikal putih penting dalam membedakan spesies yang sama dan memutuskan apakah dia akan menyerang atau tidak,” kata Hayashi, dikutip Guardian, 1 Februari 2024. 

Dalam Journal of Experimental Biology, para peneliti di Jepang menggambarkan bagaimana mereka meneliti ikan badut muda yang belum pernah bertemu spesies lain dan menempatkan wadah kecil tembus pandang di dalam akuarium. Kotak tersebut berisi ikan dari spesies yang sama – dengan tubuh berwarna oranye dengan tiga garis putih vertikal – atau spesies ikan badut lain dengan tanda berbeda.

Hasilnya menunjukkan bahwa ikan badut pada umumnya menunjukkan jumlah dan frekuensi perilaku agresif yang lebih besar terhadap anggota spesies mereka sendiri dibandingkan terhadap ikan badut sigung oranye – yang hanya memiliki satu garis horizontal putih di punggungnya. Namun, tidak ada perbedaan perilaku signifikan yang terlihat pada spesies ikan badut lain yang semuanya memiliki satu atau lebih garis vertikal.

Tim kemudian mengekspos ikan badut biasa dengan ikan oranye yang tidak memiliki garis putih vertikal, serta yang mempunya satu, dua, atau tiga garis putih vertikal.

Para ilmuwan menemukan frekuensi perilaku agresif kelompok-kelompok ini terhadap ikan tanpa garis jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis yang bergaris.

Namun berdasarkan perilaku individu, tim menemukan ikan lebih agresif terhadap jenis dengan tiga garis vertikal dibandingkan dengan satu garis.

Hayashi mengatakan hasil ini menarik karena peran ekologis dari pola garis putih pada ikan badut – juga dikenal sebagai ikan anemon – sebelumnya belum jelas.

“Hasil ini mendukung gagasan bahwa ikan anemon mampu membedakan jumlah garis putih yang berbeda, dan perbedaan jumlah ini membantu ikan anemon membedakan spesies mereka sendiri,” katanya.