Perubahan Iklim Bukan Prakiraan Masa Depan - BMKG
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Iklim
Selasa, 13 Februari 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Dampak perubahan iklim yang melanda bumi semakin mengkhawatirkan, menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Hal tersebut, tidak hanya menjadi ancaman bagi Indonesia, namun juga bagi seluruh komunitas internasional.
"Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, akibat dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik industri yang tidak berkelanjutan, telah mendorong perubahan iklim pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Dwikorita dalam sebuah rilis, Jumat (9/2/2024).
Dwikorita mengatakan, perubahan iklim global bukanlah kabar bohong (hoax) dan prediksi untuk masa depan, melainkan realitas yang dihadapi miliaran jiwa penduduk bumi. Karenanya, fenomena tersebut tidak bisa dianggap sebagai sebuah persoalan sepele.
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,40 derajat Celcius di atas zaman pra industri.
Angka ini, kata Dwikorita, nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celsius. Pada 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana gelombang panas ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.
"Rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan, melainkan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata," imbuhnya.
"Maka dari itu, perlu langkah atau gerak bersama seluruh komponen masyarakat, tidak hanya pemerintah, namun juga sektor swasta, akademisi, media, LSM, dan lain sebagainya," tambah Dwikorita.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menambahkan, perubahan iklim memiliki dampak yang besar terhadap bumi dan seluruh makhluk hidup yang mendiaminya tanpa terkecuali. Berbagai sektor, kata dia, akan mengalami dampak yang sangat besar, utamanya sektor pertanian yang mengancam ketahanan pangan seluruh negara.
"Perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama. Karenanya perlu upaya bersama dan berkelanjutan untuk menahan lajunya dan mengurangi dampaknya," imbuhnya.