Burung Tanpa Hidung Terancam Punah di Pesisir Jakarta

Penulis : Gilang Helindro

Spesies

Minggu, 03 Maret 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Belantara Foundation merilis hasil sensus burung di kawasan Ancol, Jakarta. Dari empat lokasi, sensus berhasil mengidentifikasi 40 jenis burung dengan total 337 individu. Dari 40 jenis burung tersebut, terdapat 10 Jenis burung air dengan total 93 individu.

Sepuluh jenis burung tersebut blekok sawah (Ardeola speciosa), kuntul kecil (Egretta garzetta), kokokan laut (Butorides striatus), pecuk ular asia (Anhinga melanogaster), kuntul perak (Ardea intermedia), kowak malam abu (Nycticorax nycticorax), trinil pantai (Actitis hypoleucos), cangak abu (Ardea cinerea), pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris) dan kareo padi (Amaurornis phoenicurus). "Dari 10 jenis burung air tersebut, terdapat satu jenis burung migran yaitu trinil pantai (Actitis hypoleucos)," kata Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr Dolly Priatna, Rabu (28/2).

Sebelum sensus ini, pada Januari 2020, Biodiversity Warriors juga pernah melakukan kegiatan Asian Waterbird Census (AWC) di kawasan Ecopark Ancol. Kala itu berhasil diidentifikasi 14 jenis burung dengan total 132 individu. Dari 14 jenis burung, empat di antaranya jenis burung air dengan total 19 individu. Jenis-jenis burung air tersebut yaitu blekok sawah, kokokan laut, kareo padi, dan pecuk ular Asia.

Pecuk ular asia adalah burung dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status Near Threatened (NT) atau hampir terancam punah. Burung ini punya leher panjang ramping seperti ular dan paruh panjang meruncing. Memakan ikan, habitatnya di pesisir atau genangan air yang luas, danau, dan sungai besar. 

Ilustrasi burung pecuk ular asia (Anhinga melanogaster). Foto: David Lucas/iStock

Yang unik dari spesies ini ialah ia tidak memiliki lubang hidung. Menurut Animals Network, burung ini bernapas lewat mulut, salah satu bentuk adaptasi mereka karena berburu di dalam air. 

Burung pecuk ular asia sering terlihat berenang dengan hanya leher dan kepalanya yang terlihat di atas air. Sesekali menusuk ikan di bawah air dengan paruhnya seperti tombak. Burung pecuk juga sering bertengger tegak di atas batu dan mengeringkan diri dengan sayap terentang. Ia bisa terlihat sendiri atau dalam kelompok kecil.

Seluruhnya ada empat spesies pecuk ular yang sudah diketahui. Selain pecuk ular asia (oriental darter), ada pecuk ular amerika (Anhinga anhinga) atau american darter, pecuk ular afrika (Anhinga rufa) atau african darter, dan pecuk ular australasia (Anhinga novaehollandiae) atau australasian darter

Koordinator Jakarta Birdwatcher’s Society, Ady Kristanto mengatakan bahwa keberadaan burung, khususnya burung air di Jakarta, menghadapi ancaman serius dari kehilangan habitat akibat urbanisasi, pencemaran air di Teluk Jakarta, perburuan, dan tekanan dari aktivitas manusia. Upaya konservasi sangat dibutuhkan untuk melindungi burung air dan habitat mereka. “Memang kesadaran masyarakat akan pentingnya burung di alam masih sangat rendah, sehingga banyak masyarakat yang acuh terhadap peran dari burung air bahkan memburunya. Oleh karena itu, kegiatan pengamatan burung sebagai upaya penyadartahuan warga perlu ditingkatkan dan kegiatan sensus burung air ini adalah salah satunya,” ungkap Ady.

Keberadaan burung air memiliki peran penting bagi manusia dan alam sekitar. Populasi burung air telah menjadi indikator lingkungan yang penting dalam pengelolaan lahan basah. Di beberapa daerah persawahan dan hutan mangrove, burung air bermanfaat sebagai agen pengendali hama alami dan indikator kualitas lingkungan.

Secara global, burung air menghadapi ancaman seperti kehilangan habitat, perburuan dan perdagangan secara ilegal, pencemaran air, perubahan iklim, serta kerusakan ekosistem yang berdampak pada produktivitas dan kesehatan habitat mereka.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr Dolly Priatna menyebut, pelibatan masyarakat khususnya generasi muda, merupakan salah-satu kunci keberhasilan pelestarian satwa liar, termasuk burung air beserta habitatnya. “Generasi muda memainkan peran penting sebagai agen perubahan,” ungkap Dolly.

Banyak cara untuk terlibat dalam pelestarian burung air beserta habitatnya, kata Dolly. Salah satunya yaitu berpartisipasi aktif dalam melakukan sensus burung air yang ada sekitar tempat tinggal mereka. “Aksi tersebut diunggah di media sosial sehingga dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk terlibat aktif dalam menjaga dan melindungi burung air di daerah mereka,” ungkap Dolly.