Anakonda Hijau Vs Sanca Kembang, Gemuk Lawan Langsing

Penulis : Kennial Laia

Spesies

Minggu, 03 Maret 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Sebuah tim dari University of Queensland berhasil menemukan anaconda hijau utara (Eunectes akayima) yang sebelumnya tidak terdokumentasikan. Menurut para ilmuwan, misi ke Amazon Ekuador ini dimulai setelah adanya undangan dari masyarakat Waorani untuk mengamati anakonda “yang dikabarkan sebagian ular terbesar yang pernah ada”. 

Tim tersebut bergabung dengan para pemburu asli dalam ekspedisi 10 hari ke wilayah Bameno di Wilayah Baihuaeri Waorani. Sebagian perjalanan dilakukan dengan mendayung menyusuri sistem sungai. “Kegiatan ini untuk menemukan beberapa anakonda yang bersembunyi di perairan dangkal, menunggu mangsa,” Bryan Fry, ahli biologi dari University of Queensland, yang memimpin tim tersebut, dalam sebuah pernyataan resmi. 

Anakonda adalah ular raksasa tidak berbisa yang ditemukan di atau dekat perairan di daerah hangat Amerika Selatan. Ular ini bertelur, tapi telurnya ditetaskan di dalam tubuh, alih-alih meletakkannya di sarang.

Tim mengklaim dalam perjalanan itu berhasil menemukan ular yang dicari. Ukurannya luar biasa. "Seekor anakonda hijau betina yang kami temui berukuran panjang 6,3 meter,” kata Fry. Sebenarnya, tim Fry mungkin bisa mendapat ular yang lebih besar, karena di daerah itu pernah terlihat ular berukuran 7,5 meter.  

Spesies anakonda yang baru ditemukan di hutan Amazon Ekuador disebut sebagai yang terbesar yang pernah ada. Dok Bryan Fry/The University of Queensland

Toh, itu bukan anakonda yang terbesar. Menurut Museum Sejarah Alam Inggris, anakonda hijau terberat yang pernah tercatat memiliki berat 227 kilogram. Panjangnya 8,43 meter dengan lebar 1,11 meter.

Sejauh ini, anakonda hijau adalah ular terbesar yang masih ada. Pesaingnya dari spesies lain, ular sanca batik. Hidup di Indonesia, sanca batik tak kalah penjang, seringkali mencapai lebih dari 6,25 meter. Bedanya, jika anakonda cenderung gemuk, sanca batik cenderung langsing dan lebih ringan.

Para ahli juga menemukan, spesies anakonda hijau utara yang baru diidentifikasi menyimpang dari anakonda hijau selatan hampir 10 juta tahun yang lalu, dengan perbedaan genetik sebesar 5,5%. “Ini cukup signifikan. Sebagai perbandingan, manusia hanya berbeda sekitar 2 persen dari simpanse,” kata Fry. Temuan ini dijelaskan dalam jurnal MDPI Diversity.

Tim kemudian membandingkan genetika anakonda hijau dengan spesimen lain di tempat lain untuk menilai mereka sebagai spesies indikator kesehatan ekosistem, dan memperingatkan bahwa Amazon menghadapi banyak ancaman.

“Deforestasi akibat ekspansi pertanian di lembah Amazon diperkirakan mengakibatkan hilangnya habitat sebesar 20-31 persen, yang mungkin berdampak pada 40 persen hutan Amazon pada 2050,” kata Fry.

Degradasi habitat, kebakaran hutan, kekeringan dan perubahan iklim mengancam spesies langka seperti anakonda, yang hidup di ekosistem langka tersebut, tambahnya.