BMKG: Cuaca Ekstrem Berpeluang Terjadi

Penulis : Redaksi Betahita

Fokus

Rabu, 05 September 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan cuaca ekstrem berpeluang terjadi selama masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG mengatakan di masa transisi perlu diwaspadai angin kencang, hujan deras tiba-tiba dan puting beliung.

“Diperkirakan terjadi pada akhir September hingga Oktober 2018,” katanya melalui keterangan resminya di Jakarta , Selasa (4/9).

Mulyono Rahadi Prabowo, Deputi Bidang Meteorologi mengatakan hujan berpotensi turun selama masa transisi musim kemarau menuju penghujan antara September dan awal Oktober 2018. “Secara umum masih kering, tetapi uap air masih banyak sehingga beberapa tempat masih kondisi kemarau,” katanya.

Intensitas hujan yang turun selama masa transisi kemungkinan berdurasi pendek namun lebat dan hujan diawali dengan pertumbuhan awan cukup kuat serta hembusan angin kencang. Saat ini, ia melanjutkan, secara umum udara masih panas dan kering, tetapi berkumpulnya uap air dan pertumbuhan awan kuat saat sore menimbulkan hujan di beberapa tempat.

Sejumlah peserta menikmati suasana Pulau Buluh dalam Festival Karimata 2015 di Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Minggu (18/10). Festival yang diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari lomba memancing, lomba fotografi, menyelam hingga jelajah pulau tersebut untuk menyambut Sail Karimata 2016. Foto: Gilang Helindro/Betahita.id.

BMKG memprakirakan musim musim hujan bermula Oktober di sebagian wilayah, namun ada pula daerah-daerah yang musim hujannya berawal November atau Desember. Musim hujan diprakirakan memuncak pada Januari dan Februari 2019.

BMKG juga mengimbau warga kawasan pesisir dan para nelayan hingga tujuh hari ke depan mewaspadai potensi gelombang dengan tinggi antara 2,5 meter dan empat meter.

Menurut prakiraan BMKG, gelombang tinggi berpeluang terjadi di Perairan Bengkulu hingga Barat Lampung, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Barat Bengkulu Hingga Lampung, Samudera Hindia Selatan Banten.

Berdasarkan pengamatan BMKG, gelombang dengan tinggi 1,25 sampai 2,5 meter atau kategori waspada dan bahkan berpeluang mencapai 2,5 sampai empat atau kategori berbahaya berpotensi terjadi selama September sampai Desember.

Pada September gelombang dengan tinggi 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Jawa bagian tengah, Laut Arafuru, Perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar; sementara Samudra Hindia barat Sumatra, Samudra Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) berpeluang menghadapi gelombang setinggi 2,5 sampai empat meter.

“Untuk Oktober, masyarakat pesisir dan nelayan di sekitar Laut Natuna utara, Pesisir Bengkulu, Laut Jawa bagian tengah, Laut Arafuru, Perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar harap mewaspadai gelombang setinggi 1,25 sampai 2,5 meter,” katanya.

Sedangkan gelombang setinggi 2,5 sampai empat meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia barat Sumatera, perairan selatan Jawa hingga Sumba, Samudra Hindia selatan Jawa dan NTT.

Pada November, gelombang setinggi 1,25 sampai 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia barat Sumatera, perairan selatan Jawa – Sumba, serta perairan Kepulauan Sermata- Kepulauan Tanimbar; dan gelombang dengan tinggi 2,5 sampai empat meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa-Bali.

Selanjutnya gelombang setinggi 1,25- 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan barat Sumatera, perairan selatan Jawa, NTT, Laut Arafuru, Perairan utara Papua; dan gelombang dalam kategori berbahaya berpeluang terjadi di wilayah Laut Natuna Utara pada Desember.