Enam Aktivis Greenpeace 33 Jam Ditahan di Kapal Minyak Sawit Wilmar

Penulis : Redaksi Betahita

Hutan

Senin, 19 November 2018

Editor : Redaksi Betahita

 

Betahita.id – Enam aktivis Greenpeace International ditahan selama 33 jam di kapal tanker raksasa yang membawa minyak sawit milik Wilmar International. Setelah 33 jam ditahan, para aktivis yang melakukan aksi protes damai tersebut dibebaskan otoritas Spanyol di Algericas, Minggu malam, 18 November  2018.

Baca Juga: Greenpeace Tuding Sawit untuk Biskuit Ini Rusak Habitat Orangutan

Sebelumnya pada 17 November 2018, para aktivis melakukan protes dengan menaiki kapal kargo Stolt Tenacity yang bermuatan minyak sawit dalam perjalanannya ke Eropa di Teluk Cadiz, dekat Spanyol.

Aktivis Greenpeace menaiki Stolt Tenacity yang membawa minyak sawit milik Wilmar International di Teluk Cadiz, dekat Spanyol / Dok.Greenpeace

Para aktivis membentangkan dua spanduk bertuliskan “Save Our Rainforest” dan “Drop Dirty Palm Oil” sebagai bentuk protes terhadap minyak sawit Wilmar yang diproduksi dengan merusak hutan di Indonesia. Mereka kemudian ditahan oleh kapten kapal meski mereka sebelumnya sudah mengabarkan rencana aksi itu lewat saluran radio VHF.

“Tadi malam waktu Spanyol mereka sudah dibebaskan. Setelah 33 jam, mereka semua selamat dan sehat,” kata Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Asia Tenggara Kiki Taufik kepada Betahita dalam pesan singkat, Senin, 19 November 2018.

KONSERVASIKiki mengatakan bahwa aksi tersebut menunda perjalanan kapal membawa minyak  dari Indonesia ke Belanda selama dua hari. Minyak sawit tersebut berasal dari kilang penyulingan Wilmar di Dumai, Riau. Kiki mengatakan, berdasarkan keterangan pihak Wilmar, kilang ini menampung pasokan minyak sawit dari  perusahaan sawit termasuk Bumitama, Djarum, keluarga Fangiono dan Gama.

Kiki menyerukan bahwa industri kelapa sawit harus berubah untuk mencegah krisis iklim dan kepunahan satwa. Perusahaan besar seperti Wilmar harus memulainya.

“Ini harus dimulai dengan Wilmar, pedagang minyak sawit terbesar di dunia yang dapat dan harus menjadi contoh bagi yang lain. Kami juga mendesak agar Mondelez, pembuit biskuit Oreo, menjauhi Wilmar hingga mereka terbukti tidak lagi memperdagangkan kelapa sawit dari perusakan hutan,” kata Kiki dalam siaran pers, Senin, 19 November 2018.

Wilmar merupakan pemasok utama untuk perusahaan raksasa makanan ringan Mondelez, salah satu pembeli minyak sawit terbesar di dunia, yang digunakan di banyak produk-produk terkenalnya seperti biskuit Oreo, cokelat Cadbury, dan biskuit Ritz.

Kapal Stolt Tenacity dipanjat dengan aman oleh enam aktivis dari Indonesia, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat. Tidak ada tuntutan hukum yang dilayangkan pihak perusahaan pelayaran atau otoritas setempat terhadap para aktivis tersebut.

Baca Juga: Kebun Sawit Serobot Hutan Adat di Papua, Indofood Klaim Tidak Tahu PT BAPP

HUTANNamun demikian, kapal Greenpeace Esperanza hingga kini masih mengawasi di sekitar area kapal Stol Tenacity berada.

Sektor perkebunan – kelapa sawit dan bubur kertas – merupakan pemicu penggundulan hutan terbesar di Indonesia. Sekitar 24 juta hektare hutan dihancurkan di Indonesia antara tahun 1990 dan 2015, menurut angka resmi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.