Bekas PM Australia: Batu bara Bersih itu Bohong

Penulis : Tim Betahita

Tambang

Kamis, 21 Oktober 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Bekas Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan bahwa konsep batu bara bersih (Clean Coal Technology) adalah sebuah kebohongan. Pasalnya, gagasan penyimpanan karbon tidak berhasil meskipun sudah bertahun-tahun berinvestasi.

"Ini adalah penipuan dalam pengertian bahwa sektor bahan bakar fosil berbicara tentang batubara bersih, dan mereka berbicara tentang penangkapan dan penyimpanan karbon, yang mana itu tidak perlu kita lakukan, yaitu berhenti membakar bahan bakar fosil," kata Turnbull mengatakan kepada CNBC Selasa lalu.

Turnbull memang menteri lingkungan di bawah mantan Perdana Menteri Australia John Howard pada tahun 2007. Ia mengatakan ada sedikit optimisme seputar gagasan itu, dengan investasi miliaran ke dalamnya. Namun, ternyata itu dirasa gagal.

"Saya dapat mengatakan ini sebagai seseorang yang berpikir itu memiliki prospek yang bagus, Anda tahu, sekitar 15 tahun yang lalu. Tapi itu gagal, dan kita harus bekerja pada teknologi yang berhasil." jelasnya.

Mesin dan truk beroperasi di tambang batu bara Cerrejon di Barrancas, La Guajira, Kolombia. Pembela lingkungan yang menolak tambang menjadi korban pembunuhan di Kolombia, yang pada 2020 menjadi negara dengan pembunuhan terbanyak terhadap pembela HAM dan lingkungan. Foto: Nicolo Filippo Rosso/Bloomberg via Getty Images

Investasi itu hanya berdampak kecil dan hanya berfungsi pada sektor khusus. Karenanya, Ia mendorong agar dunia untuk berhenti untuk membuang-buang uang.

Komentar Turnbull datang ketika ekonomi global, termasuk China dan sebagian Eropa, menghadapi krisis listrik yang berkelanjutan, sebagian didorong oleh upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon untuk mencegah krisis iklim yang akan datang.

CEO perusahaan listrik CLP Group Richard Lancaster setuju dengan Turnbull. Ia mengatakan gagasan batu bara bersih terlambat untuk dipertimbangkan lebih lanjut.

"Tantangan yang kami hadapi untuk mencapai nol bersih pada tahun 2050 adalah bahwa sektor listrik harus melakukan dekarbonisasi dengan baik sebelum tahun 2050," kata Lancaster.

Ini berarti bahwa semua infrastruktur saat ini yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan listrik, yang dibangun selama lebih dari satu abad, perlu diganti dalam waktu kurang dari 30 tahun.

"Jika sebuah teknologi belum siap untuk digunakan dalam skala besar hari ini, maka sudah terlambat," kata Lancaster.

Ia mengatakan jalan menuju nol emisi adalah melalui teknologi lama seperti energi terbarukan dari sumber seperti angin dan matahari serta penyimpanan melalui baterai dan skema pompa hidro.

"Semuanya adalah teknologi yang sudah ada yang dipahami dengan baik, terbukti dengan baik, dan teknologi itulah yang perlu kita terapkan," kata Lancaster.